Bupati Purwakakarta, Dedi Mulyadi, memiliki alasan kuat untuk menjadikan sate maranggi sebagai ikon kuliner di Purwakarta. Menurutnya sate maranggi adalah satu-satunya makanan yang menjadi representasi masyarakat di Purwakarta karena telah menyebar dengan beragam keunikan.
"Maranggi ini sudah menjadi representasi masyarakat Purwakarta yang tidak hanya terdapat pada satu wilayah saja, tapi merata. Mulai dari maranggi cibungur, maranggi plered, maranggi pasawahan, maranggi wanayasa, dan marangi-maranggi lain dari bebagai daerah di Purwakarta," jelas Dedi pada detikcom belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas keberagaman itu, Dedi menilai bahwa maranggi merupakan cerminan dari kreatifitas masyarakat Purwakarta. Mampu mengolah daging dalam ukuran kecil, tidak banyak bumbu, tapi tetap menggugah selera dan digemari oleh semua kalangan.
![]() |
"Maranggi itu lebih pada membuat identitas kesundaan dengan kuat. Karena masyarakat Sunda tumbuh secara umum lebih banyak tertarik mengelola domba dibandingkan kambing. Dan maranggi secara umum, bahan dagingnya adalah daging domba. Dia (maranggi) representasi dari tradisi peternakan ala Sunda," ungkapnya.
![]() |
Sebagai langkah awal, bukan hanya di Indonesia saja, sate Maranggi mulai diperkenalkan di ajang internasional. Salah satunya di WSFC 2016 yang akan berlangsung pekan depan di Manila. Rasa yang gurih enak diprediksi bakal menggoyang lidah peserta lain dari mancanegara. (lus/odi)



KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN