Lobster mini menjadi seafood mahal karena rasanya yang gurih enak. Harganya per porsi mencapai ratusan ribu rupiah. Padahal dulu lobster hanya dianggap serangga laut saja.
Dikutip dari The Telegraph (18/03) menurut David Foster Wallace yang menulis essai ‘Consider the Lobster’, lobster, kerang sempat dimakan secara massal di era Colonial Amerika. Lobster dianggangp serangga laut karenanya tidak boleh disajikan untuk kalangan karena murah.
Kini lobster menjadi makanan mahal karena dagingnya manis dan enak. Selain lobter banyak makanan mahal yang dulunya murah dan tidak bergengsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika lobster menjadi hidangan yang mahal, monkfish hadir untuk menggantikannya. Berawal dari komunitas pelaut atau nelayan di Pelabuhan Cornwall menganggap monkfish merupakan makanan yang murah untuk nelayan. Juga ditolak pasar Prancis karena penampilan yang jelek.
Kini meskipun tampangnya jelek ikan ini jadi sajian di resto mewah. Dagingnya lembut gurih terutama di bagian pipinya. Tak heran banyak orang menyukainya.
2. Tiram
Sebelum polusi yang merusak tiram di sekitar Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat, triam sangat mudah di dapati di Amerika dan London.
Namun, pasokan mereka semakin berkurang, karenanya harganya semakin naik. di supermarket dan restoran harganya juga mahal.
3.Foie Gras
Foie Gras atau yang biasa disebut dengan hati angsa ini merupakan makanan lezat dari Prancis. Pada abad pertengahan, foie gras adalah hidangan khas dan murah bagi petani Yahudi, karena merupakan sumber protein mereka.
Lalu, beberapa orang Yahudi berpindah ke Prancis dengan membawa foie gras. Kemudian, pada masa renaissance kelas menengah Prancis memutuskan bahwa foie gras layak disajikan di meja makan. Kini karena rasanya yang gurih enak, foie gras jadi menu mahal di restoran mewah.
4. Sushi
Pada awalnya, sushi merupakan cara pengawetan ikan yang dibalut dengan fermentasi beras. Seafood lebih tahan lama dan mencegah keracunan.
Pada abad ke-17 Jepang mulai memakai cuka atau sake untuk fermentasi dan nasi. Bentuknya lebih kecil dan murah harganya.
Namun, setelah Perang Dunia II sushi tampil dengan irisan ikan mentah yang bagus, rasanya lebih enak dengan beragam variasi. Karenanya harganya juga tak murah.
(odi/odi)