“Cocoa” berasal dari kata "Kakawa" yang berarti makanan Tuhan. Zaman dulu, bangsa Maya memanfaatkan bubuk cokelat sebagai media pengobatan. Cokelat dikenal sebagai antioksidan yang baik dan juga memiliki efek kurangi inflamasi. Dan kini, sudah banyak penelitian tentang cokelat yang mengatakan dapat cegah kanker hingga sehatkan jantung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cokelat dengan kandungan 70 persen cocoa dianggap sebagai dark chocolate. Cokelat jenis ini memiliki senyawa flavonoid yang tinggi. Akan tetapi, saat cokelat telah diproses secara kimawi seperti dutching bisa saja cokelat kehilangan senyawa ini.
“Makanya suka salah arah, karena yang dipakai riset dan yang banyak dikonsumsi tipe status cokelatnya tidak sama,” tambah wanita yang pernah mengenyam pendidikan di University of Sydney.
Cokelat susu menjadi salah satu yang banyak dikonsumsi masyarakat. Cokelat susu atau milk chocolate merupakan kombinasi antara kakao, cocoa butter, susu kental dan gula.
Leona menegaskan, cokelat termasuk dalam kategori “extra food”. “Jadi sebaiknya dikonsumsi 1-2 kali seminggu saja. Porsinyapun kecil hanya sebesar 1 ruas jari jempol,” jelas Victoria.
Kandungan utama cokelat yang biasa dikonsumsi adalah karbohidrat dan lemak, sehingga sangat mudah untuk tingkatkan naik berat badan. Tapi kandungan keduanya dapat membuat seseorang memiliki mood baik dengan cara melepas hormon endorfin. “Perpaduan manis dan lemak itu dapat merangsang otak bagian pleasure untuk mengeluarkan hormon tersebut,” ungkap Victoria.
Dark chocolate lebih baik daripada milk chocolate dan white chocolate dan keduanya bukan menjadi sumber cokelat yang baik dari flavonoid. Menurut Victoria, jika ingin mendapatkan manfaatnya pilihlah yang dark chocolate. “Semakin dark semakin baik.” tutupnya.
(lus/odi)