Menurut laporan Cebu Daily News, hotel dan resort tersebut antara lain Maribago Bluewater Beach Resort, Cebu City Marriott Hotel, Cebu Parklane Hotel, Costabella Tropical Beach Resort, Crimson Resort and Spa, Marco Polo Hotel, Movenpick, Radisson Blu Cebu, Shangri-la Mactan Resort and Spa, serta Waterfront Cebu Hotel and Casino.
Rowena Montecillo, DOT Regional Director, mengatakan hotel di Cebu termasuk diantara 50 bisnis yang terlibat dalam pelaksanaan proyek percontohan. Partisipan lainnya adalah 20 perusahaan dari Metro Manila, 10 dari Boracay dan 10 dari Metro Davao.
Proyek berlangsung dari Desember 2015 sampai Februari 2016. Tujuannya untuk mendirikan wisata bersertifikat halal.
Menurut Rowena, perusahaan yang terlibat akan diberi insentif. Termasuk konstruksi dan fasilitas, pembelian alat dan bahan, sertifikasi halal, penyediaan pelatihan dan penyertaan perusahaan dalam informasi proyek pariwisata halal di Filipina.
Sementara itu, Rowena menyebut sekitar 7 persen atau 348.970 turis dari total pengunjung Filipina tahun lalu berasal dari Arab dan negara Muslim. Wisatawan ini memerlukan makanan dan minuman bersertifikat halal.
"Ini membentuk landasan pasar kami untuk layanan halal. Tujuan dari proyek ini adalah membuat Filipina sebagai destinasi yang siap menerima Muslim," ucap Rowena.
Dengan proyek tersebut, Rowena berharap bisa mendapat keuntungan dari industri halal global yang bernilai triliunan dollar. Ia menambahkan dengan membuat semakin banyak tempat dan akomodasi bersertifikat halal, Filipina bisa menampung lebih banyak wisatawan dengan kebutuhan pola makan khusus.
Sebelum pelaksanaannya, DOT mempresentasikan rencana ke Komisi Nasional Muslim Filipina (NCMF). Kelompok kerja teknis DOT-NCMF pun dibentuk kemudian. Kelompok ini nantinya akan merumuskan pedoman pelaksanaan proyek.
(msa/odi)