Β
Bertempat di Sushi Tei Lotte Shopping Avenue, NSC dan Sushi Tei kembali meluncurkan kerjasama dalam kampanye edukasi bertema "The Best of Two Worlds" pada Senin (23/11). Ini dilakukan sebagai usaha memberi edukasi bagi masyarakat mengenai salmon Norwegia.
NSC merupakan insitusi dibawah Kementerian Perikanan Norwegia yang berfokus pada pemasaran seafood Norwegia, khususnya salmon di dunia. Menurut Jon Erik Steenslid, Regional Director NSC, salmon kini makin mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia. Seperti dapat dilihat dari tumbuhnya jumlah restoran Jepang, dimana salmon jadi pilihan nomor satu untuk sushi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui kampanye, NSC bersama Sushi Tei ingin mengedukasi konsumen bahwa salmon kebanyakan berasal dari Norwegia.
"Kami ingin edukasi kalau salmon berasal dari Norwegia. Konsumen selama ini salah persepsi karena sushi dan sashimi berasal dari Jepang. Padahal dapat dikatakan 0% salmon asal Jepang. Kebanyakan dari Norwegia atau negara lainnya," tambah Jon Erik Steenslid.
Sonny Kurniawan selaku Direktur Sushi Tei juga menyepakati hal ini.
"Salmon jadi menu paling favorit. Sekarang ada lebih 13.000 piring sushi atau sashimi berbahan salmon dipesan konsumen tiap harinya. Dengan kerjasama ini kami sama-sama mau mengedukasi lebih lanjut tentang salmon Norwegia. Mungkin banyak yang tanya asal salmon di Sushi Tei. Salmon itu berasal dari Norwegia bukan Jepang," jelas Sonny Kurniawan.
Kampanye menekankan perpaduan kualitas, kesegaran dan manfaat salmon sebagai elemen penting dalam menikmati sushi dan sashimi. Banyak restoran sushi dunia memakai salmon Norwegia karena dianggap tepat untuk sushi dan sashimi.
Sushi Tei pun menggunakan salmon Norwegia karena dirasa tepat untuk sushinya yang dibuat dengan standar HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) atau sistem manajemen keamanan pangan. Kualitas salmon Norwegia dianggap sempurna dan sangat ideal untuk dinikmati mentah dalam sushi atau sashimi di Sushi Tei.
Sementara itu, kampanye edukasi akan dilakukan dalam bentuk seperti tent cards, sisipan menu, dan booklet. Materi berisi informasi mengenai salmon Norwegia, cara menikmati sushi yang tepat, dan informasi sejarah salmon sushi yang baru dikenal Jepang pada tahun 1980an. Kabarnya salmon sushi hadir setelah delegasi Norwegia membawa satu koper berisi salmon Norwegia segar yang ternyata sangat disukai delegasi Jepang saat itu.
Dalam kesempatan ini, turut hadir pula Menteri Perikanan Norwegia, Elisabeth Asparker. Ia mengatakan Norwegia dapat memproduksi salmon berkualitas terbaik serta distribusi efisien dan cepat karena keamanan pangan jadi prioritas utama.
"Dengan bangga saya bisa katakan hanya butuh 36 jam dari saat ikan ditangkap sampai ikan bisa dinikmati para konsumen dari negera-negara di Asia Tenggara, seperti Indonesia," pungkasnya.
Di penghujung acara, ketiga pembicara sempat membuat salmon sushi dengan arahan chef dari Sushi Tei. Kemudian beberapa konsumen yang sedang makan siang mendapat kesempatan dilayani dan berbincang secara langsung dengan Menteri Perikanan Norwegia.
(msa/odi)