Studi baru dari University of Texas MD Anderson Cancer Center juga menemukan bahwa individu dengan mutasi genetik tertentu lebih rentan terhadap senyawa berbahaya yang terbentuk saat memasak pada suhu tinggi. RCC merupakan sel yang dapat membentuk kanker ginjal.
Menurut American Cancer Society sudah menyerang pada pasien sejumlah 60.000 orang pada tahun ini dan menyerang pada 14.000 jiwa. RCC sudah menyerang kesehatan manusia sejak dulu dan mulai berkembang selama beberapa dekade terakhir. Hal ini dikaitkan dengan pola hidup masyarakat bangsa barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daging menjadi pemicu kanker jika dimasak dengan suhu tinggi seperti dipanggang atau digoreng yang menimbulkan karsinogen termasuk timbulnya senyawa 2-amino-1-methyl-6-phenyl-imidazo(4,5-b) pyridine (PhIP) dan amino-3,8-dimethylimidazo(4,5-f) quinoxaline (MeIQx). Senyawa racun yang banyak terdapat pada daging panggang akan disaring oleh ginjal sebelum masuk dalam pencernaan, sehingga racun akan mengendap dalam ginjal dan lama-kelamaan akan menjadi kanker.
Untuk lebih mencirikan faktor yang berkontribusi terhadap risiko kanker ginjal, para peneliti mengamati pola makan dan mengumpulkan informasi genetik dari 659 pasien MD Anderson yang baru didiagnosis dengan RCC dan 699 orang sehat yang direkrut. Berdasarkan survei, para peneliti memperkirakan konsumsi daging dan paparan mutagen daging panggang dengan bantuan database National Cancer Institute.
Seperti dilansir dari Science Daily (09/11) Profesor Xitenf Wu, M.D., Ph.D, Epidemiology dan senior dalam penulisan studi ini mengatakan bahwa ada kaitan antara terjadinya resiko RCC dengan konsumsi daging dengan daging panggang maupun goreng.
Secara khusus, hasil menunjukkan bahwa pasien kanker ginjal mengononsumsi lebih banyak daging merah dan putih dibandingkan dengan orang yang sehat. Selain itu, para peneliti mengidentifikasi 54 persen peningkatan risiko yang terkait dengan asupan PhIP dan peningkatan hampir dua kali lipat terkait dengan asupan MeIQx. Ini adalah studi pertama untuk mengidentifikasi hubungan antara risiko kanker ginjal dan diet MeIQx.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode memasak merupakan faktor penting yang berkontribusi terhadap risiko RCC tinggi dikaitkan dengan mengkonsumsi lebih banyak daging, baik sebagai daging merah dan putih mengakibatkan peningkatan risiko.
Penelitian ini merupakan yang pertama menyelidiki hubungan antara faktor risiko genetik dan asupan mutagen daging masak terhadap resiko RCC. profesor Melkonian mengatakan dengan menganalisis gen yang diketahui terkait dengan risiko RCC, dapat ditemukan bahwa asupan tinggi karsinogen ini mungkin sangat berarti bagi subkelompok tertentu dari populasi.
Individu dengan variasi dalam gen, ITPR2, lebih rentan terhadap efek dari mengonsumsi PhIP. Gen ini sebelumnya telah dikaitkan dengan kanker ginjal dan risiko obesitas. Hasil menunjukkan asosiasi ini sebagian dijelaskan oleh paparan mutagen daging masak. Pada percobaan berikutnya akan berusaha untuk memperjelas mekanisme yang menghubungkan asupan mutagen dan kerentanan genetik.
Para peneliti tidak dapat membuat rekomendasi spesifik mengenai jumlah asupan wajar atau besarnya paparan mutagen pada daging masak. Pada penelitian ini masih belum mendapatkan skala yang aboslut karena masing-masing individu menunjukkan angka yang relatif.
Para peneliti tidak menyarankan bahwa orang harus meninggalkan daging sepenuhnya dari diet mereka, melainkan mengkonsumsinya secara terjadwal. Sebagai bagian dari menu diet seimbang, lengkapi konsumsi daging dengan buah-buahan dan sayuran.
Ketika memanggang atau menggoreng, sebaiknya menghindari proses terlalu lama yang berakibat gosong. Jika ingin mendapatkan hasil panggangan yang matang hingga bagian terdalam namun bagian luar tidak terlalu gosong, daging bisa diolah setengah matang terlebih dahulu dengan dikukus atau direbus sebelum dipanggang.
(adr/odi)