Brunch sendiri sudah menjadi tradisi di Inggris. Kebiasaan tersebut sudah menyebar dari Amerika sampai ke Asia, dan belakangan diadopsi di Indonesia. Brunch sendiri adalah singkatan dari breakfast and lunch. Sedangkan, breakfast adalah singkatan dari break the fast atau membatalkan puasa, yaitu selama makan malam hingga bangun pagi.
Brunch sering dilakukan pada saat akhir pekan. Maka, ada istilah sunday brunch. Sementara, untuk hari biasa, mereka kerap menikmati sarapan biasa. “Sarapan biasa itu harus lebih sederhana dan lebih banyak proteinnya, berbeda dengan brunch yang lebih kompleks karena perbedaan konsumsi makanan yang berbeda,” jelas Chef Chandra saat ditanya tentang perbedaan kedua waktu makan ini.
Sedangkan, menurut Chef Norman, sunday brunch dan breakfast weekday itu hanya judul 'jualan' restoran atau tempat makannya saja. “Menu sarapan biasa sebenarnya harus lebih sehat dari yang sekarang ini. Sebisa mungkin ada makanan rebus-rebusan, juga ada minuman yang sehat,” lanjutnya.
Karenanya, menu brunch di Indonesia juga semestinya disesuaikan. Kedua chef yang berjiwa muda ini pun menyetujuinya. Contoh menu brunch sehat a la Indonesia menurut Chef Chandra Yudasswara adalah nasi uduk dengan telur ayam. Sementara, Chef Norman lebih menyukai bubur kacang hijau, buah, bubur sumsum, dan bubur ayam dengan sate.
Menurut Chef Chandra Yudasswara, menu brunch dan breakfast jelas berbeda. Brunch sendiri terdiri dari susunan menu yang luas, di dalamnya ada gabungan menu breakfast dan menu lunch.
“Menu brunch mengandung menu sarapan seperti sereal, bubur, roti dengan telur, dan cold cuts. Brunch juga ada maincourse selection-nya. Jadi, variasinya lebih luas,” ucap chef yang sering tampil dalam acara masak di salah satu stasiun televisi ini.
Dalam hal ini, Chef Norman Ismail berpendapat lain. Menurutnya, menu brunch dan breakfast sebenarnya sama saja. Bapak dari lima anak laki-laki ini beranggapan bahwa satu-satunya perbedaan antara breakfast dan brunch adalah waktunya. Baik Chef Norman dan Chef Chandra menganggap breakfast dan brunch adalah acara makan yang sebenarnya juga tak perlu berlebihan, karena makanan ini tak terlalu dikenal di Indonesia.
“Baik breakfast dan brunch itu menurut saya hanya masalah timing atau waktu. Breakfast atau sarapan adalah makanan yang dinikmati setelah bangun tidur, dan tak lebih dari pukul 10.00. Sementara, brunch menurut saya dinikmati lebih dari pukul 10.00, malah kadang disambung lagi sampai pukul 14.00. Jadi, waktunya berbeda-beda,” ucap Chef Norman.
(tan/odi)