Biasanya di dalam museum, pengunjung tidak boleh membawa makanan. Tapi di museum baru revolusioner, The Museum of Food and Drink (MOFAD), siapa saja boleh membawa maupun mengonsumsi makanan dan minuman. Termasuk produk yang dipamerkan.
Dilansir dari NBC News (07/08), MOFAD di New York berisi pameran inovatif dan interaktif terkait makanan dan minuman. Museum akan mengeksplorasi pengaruh makanan dan minuman terhadap budaya, sejarah, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, produksi dan bisnis.
"Makanan Amerika didefinisikan berdasarkan keanekaragamannya. Sangat penting untuk menyadari bahwa yang bahkan disebut restoran etnis 'otentik' adalah Amerika dengan caranya sendiri. Tak dapat dipungkiri mereka dipengaruhi bahan-bahan yang tersedia di sini, selera pelanggan, budaya kuliner di sekitarnya," jelas Direktur Eksekutif Peter Kim memberi contoh, seperti dilansir dari Plate Magazine (20/07).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski museum masih belum punya bangunan tetap, namun sudah ada pengembangan isi museum. Seperti program pendidikan, live demo, tasting, hands-on activity, dan pameran pop-up. Museum diharapkan bisa rampung tahun 2019.
Pameran pertama tahun 2013, menampilkan sebuah puffing gun. Mesin yang diciptakan awal tahun 1990an itu dipakai untuk membuat puffed cereal. Ini menjadi cikal bakal terbentuknya industri sereal besar.
Rencananya museum juga akan memamerkan dapur tradisional dan sejarahnya. Termasuk cekung perapian atau irori Jepang abad 18. Sehingga pengunjung bisa membayangkan sejarah budaya makanan pedesaan Jepang.
"Kami juga sudah mengumpulkan beberapa makanan bertema museum dimana kami eksplorasi pertanyaan seperti 'Bagaimana makanan Korea sebelum kehadiran cabai?' Sebagai pemakan setia kimchi berwarna merah, saya sulit membayangkannya," tutur Peter yang berdarah Korea.
Museum ini telah menarik perhatian banyak pencinta makanan dan celebrity chef. Kegiatan pengumpulan dana, yang sempat dihadiri Mario Batali dan Jonny Hunter, terus dilakukan untuk bisa membangun lokasi fisik museum.
(lus/odi)