Yakitori berasal dari kata ‘yaki’ dan ‘tori’ yang artinya ayam yang dipanggang. Istilah ini khusus ditujukan pada potongan daging ayam yang ditusuk dengan tusukan bambu dan dipanggang di atas bara api arang. Tak jauh berbeda dengan sate ayam. Hanya saja tak memakai saus kacang dan kecap manis serta sambal.
Yakitori juga sering disebut kushiyaki karena bukan hanya daging ayam saja yang dibuat sate. Di Jepang yakitori umum ditemui di penjaja kaki lima hingga warung makan khusus yakitori. Seperti sate, aroma wangi daging ayam yang dipanggang sangat menggoda selera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Resto spesial yakitori ini baru sebulan dibuka dan merupakan cabang dari resto yang sama yang juga ada di Kokugawa, Kobe, Osaka dan Tokyo. Jaringan resto ini rupanya ada juga di beberapa negara di Asia. Amerika dan Australia.
Untuk yakitori ada beragam bahan sate yang bisa dipilih. Selain daging ayam juga ada sayap, paha, hati, kulit, juga daging ayam cincang. Juga ada daging sapi, salmon, kentang, jamur shiitake, zucchini hingga telur puyuh.
Karena ingin mencicipi yakitori selain, kami memesan salmon (Rp. 39.000), Teba (Rp. 30.000) dan Spicy Mini Potatoes (Rp. 26.000). Masing-masing porsi berisi 2 tusuk. Jika mau, di meja tersedia panggangan tanah liat mungil yang bisa dipakai menghangatkan yakitori sebelum disantap.
Salmon kushiyaki terasa sedikit gurih dengan balutan shoyu tipis-tipis. Demikian juga dengan teba (sayap ayam) yang terasa empuk dengan bumbu meresap. Sedikit taburan cabai bubuk dan celupan tare (saus) membuat sate ini makin menyenangkan dikunyah.
Sebagai sajian utama, kami tergoda mencicipi kamameshi. Yang jadi andalan Karikarijyako Ebi Kamameshi (Rp.73.000). Kami maklum harus menunggu sedikit lama karena hidangan nasi komplet ini memang agak lama memasaknya.
Wah, tak seperti yang kami bayangkan, kamameshi disajikan dalam mangkuk bundar dari kayu bertutup. Padahal kami berharap nasi liwet Jepang ini disajikan dalam mangkuk panas berlapis kayu, dengan kerak-kerak di kelilingnya.
Ada beberapa udang kemerahan, diselingi irisan halus telur dadar, sedikit teri goreng dan taburan biji edamame rebus. Saat disuap rasanya hanya gurih saja, bahkan nasinya juga terasa kurang panas. Meskipun udang dan edamamenya terasa renyah segar.
Pilihan kamameshi yang lain, Mixed Mushroom Chicken Kamameshi (Rp.65.000) lebih menarik rasanya. Irisan daging ayam kecokelatan, teri goreng dan jamur shimeji menutupi permukaan nasi ini. Juga disajikan dalam mangkuk kayu.
Rasa shoyu dan bawang putih lebih terasa dalam adukan nasi ini. Daging ayam berbumbu yang meresap, teri yang renyah gurih dan jamur shimeji yang kenyal juicy membuat nasi komplet ini makin asyik dinikmati.
Sajian kamameshi ini sebenarnya lebih tepat sebagai yakimeshi alias nasi goreng. Meski tak menemukan sensasi kerak nasi namun cukup mengenyangkan. Masih ada beberapa pilihan sajian lain seperti sup, salad hingga es campur dan dessert khas Jepang yang patut dicicipi.
TORIDOLL YAKITORI
Gandaria City, Lantai Ground, Mainstreet Dining
Jl. Sultan Iskandar Muda
Jakarta Selatan
Telepon: 0838-3022-9900
Jam Buka: 10:00 – 22:00
(lus/odi)