Di Inggris, Jumlah Orang Makan Sendirian di Restoran Naik Dua Kali Lipat

Di Inggris, Jumlah Orang Makan Sendirian di Restoran Naik Dua Kali Lipat

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Rabu, 22 Jul 2015 14:45 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta -

Pengunjung yang datang sendirian ke restoran sering kali dicap kesepian atau tidak punya teman. Anggapan ini rupanya tidak berlaku di Inggris. Jumlah pengunjung restoran yang datang sendiri (solo diners) justru naik 110% dalam dua tahun terakhir. Mereka memandang kebiasaan makan sendiri sebagai bentuk kebebasan.

Psikolog Judi James mengatakan saat ini ada pergeseran tren menyantap makanan di restoran. Munculnya banyak solo diners berkaitan dengan kepercayaan diri yang makin tinggi, hilangnya berbagai hambatan untuk menikmati makanan sendirian, serta adanya media sosial yang berkontribusi pada pergeseran sikap masyarakat.

“Beberapa tahun lalu kita cenderung makan ramai-ramai, baik di rumah ataupun di luar. Namun lama kelamaan tiap orang mulai memilih makanan sesuai seleranya sendiri, makan di meja kerja sendiri, dan bahkan menyantap makanan di rumah sendirian,” ujar Judi seperti dilansir dari Daily Mail (22/07/15).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan banyak orang kini makan di angkutan umum atau sambil jalan. Secara tidak langsung, kebiasaan ini mengikis hambatan sosial mengenai makan sendirian. Orang-orang tak lagi aneh memandang kebiasaan makan sendiri.

Temuan Judi ternyata sejalan dengan hasil penelitian OpenTable yang mengungkapkan jumlah solo diners tumbuh 110% dalam dua tahun terakhir. Sebanyak 87% warga Inggris mengaku tak masalah jika harus menyantap makanan sendiri.

“Ketika kita makan bersama, kesempatan untuk benar-benar menikmati sebuah hidangan akan hilang karena hadirnya banyak stimulus. Dengan makan sendiri, kita dapat menikmati penuh apa yang kita inginkan ketika kita menginginkannya,” tutur Judi.

Cap solo diners yang identik dengan kesepian kini berubah menjadi sebuah kebebasan. Mereka dianggap sebagai orang dengan rasa percaya diri tinggi yang senang menghadiahi diri sendiri.

Penelitian OpenTable juga mengungkapkan 42% warga Inggris memiliki motivasi makan sendirian karena ingin menikmati waktu berkualitas sendirian. Karena sehari-hari mereka disibukkan dengan rutinitas pekerjaan ataupun bersosialisasi.

Namun Judi merasa kemunculan media sosial turut berkontribusi pada perkembangan tren solo diners. “Banyak orang akan memfoto makanan kemudian mengunggahnya di blog atau Facebook mereka. Sekali seseorang melakukan hal tersebut, biasanya akan berlanjut menjadi kebiasaan,” ujarnya.

Lalu apa yang dilakukan para solo diners ketika menyantap makanan? 46% warga Inggris yang menjadi partisipan penelitian mengatakan akan membaca buku, sementara 36% akan mengecek telepon genggam mereka.

Uniknya, 5% perempuan dalam penelitian ini mengaku berpura-pura seperti menunggu seseorang ketika makan sendiri. Jumlah ini lebih banyak dari laki-laki yang hanya sebesar 3%.

Sebelumnya, tren makan sendiri juga muncul di Belanda. Disana sebuah restoran pop up bernama Eenmaal didesain khusus untuk pengunjung yang datang sendirian. Meja dan bangku khusus satu orang diletakkan di berbagai sudut ruangan.

(tan/odi)

Hide Ads