Tiap Rumah Tangga di Amerika Membuang Makanan Senilai Rp 8,5 Juta Per Tahun

Limbah Makanan

Tiap Rumah Tangga di Amerika Membuang Makanan Senilai Rp 8,5 Juta Per Tahun

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Kamis, 25 Jun 2015 14:22 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Survei American Chemistry Council (ACC) mengungkapkan rumah tangga di Amerika membuang makanan senilai 640 dollar atau sekitar Rp 8,5 juta per tahun. Mereka ternyata tidak benar-benar peduli tentang dampak lingkungan akibat pembuangan sisa makanan yang menumpuk di tempat pembuangan sampah.

Seperti dilansir dari USA Today (25/06/15), survei yang dilakukan pada 1000 orang dewasa tersebut juga mengatakan 76 persen rumah tangga disana masih membuang makanan begitu saja setiap bulannya.

Sebanyak 79 persen responden mengaku sebenarnya peduli dengan isu limbah makanan karena alasan pemborosan uang. Sementara itu 45 persen responden peduli karena menyadari masih banyak orang yang sulit makan. Namun hanya 15 persen responden yang peduli karena alasan kelestarian lingkungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Selama bertahun-tahun kita diberi tahu untuk selalu menghabiskan makanan yang kita ambil karena masih banyak orang kelaparan di luar sana. Namun saya rasa kita belum berhasil menyuarakan dampak lingkungan yang dapat ditimbulkan dari perilaku membuang makanan,” ujar Steve Russell selaku wakil presiden ACC untuk urusan limbah plastik.

Laporan Environmental Protection Agency mengatakan limbah makanan menyumbang 20 persen dari total limbah yang ada di tempat pembuangan sampah. Limbah makanan juga merupakan sumber gas metana yang berkontribusi secara potensial terhadap pemanasan bumi.

Brian Wansink, penulis Slim by Design: Mindless Eating Solutions for Everyday Life berpendapat kebanyakan konsumen di Amerika tidak memikirkan dampak lingkungan ketika mereka membuang makanan. Menurutnya, hal ini mungkin terjadi karena dampak buruk limbah makanan terhadap lingkungan bukanlah sesuatu yang langsung terlihat.

Temuan survei ACC ini sejalan dengan hasil penelitian mengenai kesadaran, sikap, dan perilaku konsumen Amerika mengenai limbah makanan. Hanya sedikit responden yang termotivasi mengurangi limbah makanan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik. Kebanyakan mereka termotivasi karena alasan keamanan pangan dan ingin menyantap makanan fresh setiap kali makan.

Penelitian tersebut juga mengungkapkan 22 persen responden berpendapat bahwa mengurangi limbah makanan adalah sesuatu yang tidak terlalu penting.

Russel mengatakan sebenarnya usaha mengurangi limbah makanan sesederhana mengubah cara menyimpan makanan setelah dibuka. “Pastikan tiap bahan makanan disimpan dalam wadah berukuran tepat dan kedap udara.”

Ia menambahkan, “Para konsumen juga perlu memahami dimana bahan makanan harus disimpan. Misalnya, simpan roti dan pasta dalam tempat yang sejuk dan kering dan simpan buah atau sayur dalam kulkas,” pungkasnya.

(adr/odi)

Hide Ads