Penyetan Cok: Uenake, Bandeng Usuh Manuk dan Wader Goreng Dicocol Sambel Limau

Penyetan Cok: Uenake, Bandeng Usuh Manuk dan Wader Goreng Dicocol Sambel Limau

Maya Safira - detikFood
Kamis, 05 Mar 2015 11:46 WIB
Foto: Detikfood
Jakarta -

Menyantap aneka olahan lauk goreng bersama sambal pedas tak pernah membosankan. Seperti beragam sajian yang ada di restoran ini. Mulai dari ikan bandeng hingga wader goreng. Tak tanggung-tanggung, pilihan sambalnya ada 15 macam!

Sedang berada di Pejaten Village Mal, kami mencari makanan yang bisa membangkitkan selera. Pilihan pun jatuh pada "Penyetan Cok" yang punya beragam jenis sambal. Dari sambel cabai hijau hingga sambel loro hati.

Berlokasi di lantai 3, tempat ini cukup padat saat jam makan siang. Area makan restoran asal Surabaya ini terbagi di dalam dan luar. Interiornya sendiri dominan kayu berpelitur cokelat. Membuat suasana terasa lebih nyaman. Dindingnya dipenuhi gambar sambal-sambal yang jadi andalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melihat daftar menunya, Penyetan Cok mempunyai sederet pilihan lauk goreng. Mau kulit pitik, lele tanpa duri, endhog, leher sidat, belut, bakso goreng, ceker setan, gurame sambel mercon hingga nasi goreng jancok ada di sini. Sambal pelengkapnya pun cukup komplit. Sambel santan, sambel ijo, sambel teri, sambel tempe, sambel korek, sambel belut, sambel pencit termasuk diantaranya.

Kami pun memutuskan menu Bandeng Usuh Manuk (Rp 20.500) dan Iwak Wader (Rp 11.500) untuk lauk makan siang. Pelengkapnya berupa Sambel Jancok (Rp 5.000) dan Sambel Limau (Rp 5.000) yang jadi andalan di sini.

Lauk disajikan dalam piring kecil terbuat dari tanah liat. Sesuai harganya, porsi lauk tak terlalu besar. Satu menu pas untuk disantap satu orang.

Bandeng usuh manuk terbuat dari satu bandeng presto ukuran sedang yang dilapisi balutan telur. Tampak kremes seperti jala berwarna cokelat keemasan membalut ikan bandeng. Garnishnya berupa seiris timun, tomat dan daun selada.

Saat dicoba, lapisan telur terasa gurih renyah. Sebagai pencinta kremes, kami menyukai tekstur lapisan tersebut. Ikannya pun empuk garing. Tak perlu sulit memotong ikan, karena sudah dipresto. Sehingga durinya lunak dan semua bagian dapat dimakan.

Rasa ikan bandeng teras gurih agak sedikit asin. Tercecap rasa bawang putih, kunyit, dan lengkuas. Namun saat dimakan bersama nasi, rasa gurih ikan jadi seimbang dan makin enak.

Setelah bandeng, kami mencoba ikan wader. Ikan berukuran kecil ini digoreng bersama tepung hingga kuning keemasan. Ketika dicoba, rasanya begitu krenyes renyah. Tepungnya seperti sudah diberi bumbu halus, termasuk bawang putih. Sehingga lebih gurih sedap. Semua bagiannya pun bisa dimakan tanpa khawatir akan duri.

Melihat sambel limau, kami dibuat penasaran dengan rasanya. Sambal ini disajikan dalam piring tanah liat berlapis daun pisang. Warnanya merah pucat dan tampak sedikit basah. Terlihat setengah potong jeruk limau ditempatkan dekat sambal.

Setelah jeruk limau diperas, aroma sambal jadi kian menggoda. Saat dicicipi, rasanya pedas segar. Tercecap dominasi pemakaian tomat pada sambal yang membuatnya tampak agak basah. Jejak bawang merah juga terasa pada sambal ini. Ikan bandeng dan wader yang dicocol ke sambal terasa semakin nikmat. Pantas saja sambal ini jadi favorit.

Sedangkan sambel jancok sudah kami duga akan terasa super pedas. Dari tampilannya saja sudah terlihat gerusan cabai rawit berwarna merah terang. Ternyata memang benar, sambal terasa sangat pedas dan langsung menyengat hanya dengan sekali cicip. Huaaah..

Rasanya mendekati sambal korek tapi minyaknya sedikit. Dibanding sambel limau, pemakaian bawang putih lebih terasa pada sambal ini. Jika berniat menghabiskan cabai, tak cukup hanya memesan segelas minuman.

Untuk menyeimbangkan rasa, kami juga mencoba Tumis Tauge Tahu (Rp 17.500). Sajian ini berisi tauge, potongan tahu goreng, irisan cabai rawit, tomat dan taburan bawang goreng. Tampak genangan kuah sedikit berminyak di dasar piring. Ternyata saat dicoba, tumis tauge tahu juga bercitarasa pedas menyengat. Tercecap pula rasa bawang merah dan bawang putih dalam sajian.

Berbagai makanan pedas membuat kami memesan Es Ilat Boyo (Rp 11.000). Minuman ini dibuat dari campuran air lidah buaya dan jeruk nipis. Terdapat potongan lidah buaya berbentuk kotak-kotak pada minuman berwarna putih agak keruh ini. Es ilat boyo terasa segar manis, cocok sebagai pembilas mulut setelah menyantap hidangan pedas.

Jika ingin makan lebih hemat di Penyetan Cok, ada beberapa paket yang tersedia. Baik paket per orangan, berdua, atau berempat. Paket tersebut sudah termasuk nasi dan minuman.

Ingin tersengat kepedasan sambal racikan Penyetan Cok? Yuk mampir!

Penyetan Cok
Mal Pejaten Village Lt. 3
Jl. Warung Jati Barat
Pasar Minggu
Jakarta Selatan
Jam Buka: 10.00 - 22.00

(lus/odi)

Hide Ads