Dulu bir rendah alkohol atau tanpa alkohol sempat populer di Amerika Serikat, kini justru penjualannya meningkat. Setelah sebelumnya bir non alkohol juga digemari oleh orang Eropa.
Penelitian yang dilakukan Mintel menyebutkan 1 dari 7 pembeli di Inggris membeli bir non alkohol di tahun 2013 dan biasanya pembeli di dominasi usia 18-34 tahun.
Penelitian lainnya yang dilakukan bulan lalu menemukan jika 59 persen konsumen merasa lebih nyaman saat memesan bir non alkohol untuk acara kumpul bersama teman. Sedangkan 49 persen lainnya percaya jika bir jenis ini kini akan disukai orang dibanding 5 tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Christine Ribsy, selaku direktur The Alcohol Free Shop berpendapat jika lakunya bir ini di pasaran tidak lain karena konsumen muda memikirkan risiko kesehatan yang timbul akibat mengonsumsi alkohol, lagipula rasa bir ini justru lebih baik.
“Teknik membuat bir non-alkohol telah mengalami kemajuan. Bir jenis ini diseduh seperti bir pada umumnya, bedanya jika biasanya bir akan ditambahkan alkohol seusai diseduh. Kualitas bir non alkohol telah melalui standar uji kelayakan Jerman. Beberapa jenis bir non alkohol bahkan ada yang diunggulkan karena dalam pembuatannya tidak menggunakan ragi,” ujar Risby seperti dikutip dari www. independent.uk (14/12).
“Ketika saya membeli bir ini, jujur saya tidak terlalu memilih mana yang harus dibeli. Tapi bir ini kini jauh lebih baik bahkan dari segi rasa. Hal inilah yang membuat orang-orang tertarik meminumnya. Terutama saat menjelang natal seperti ini dimana orang-orang sedang tidak ingin mabuk ketika menyetir,” komentar Adrian Tierney-Jones, seorang penulis yang juga pecinta bir.
Sedangkan David Forde, Chief Executive dari Heineken Inggris menyatakan bahwa konsumen kini melihat dari jenis dan rasa. Mereka kini beralih dari bir dengan kadar alkohol tinggi ke yang lebih rendah. Inilah yang disebut moderasi.
Jika 10 atau 20 tahun lalu bir jenis ini tidak begitu diminati, dan memang bir tanpa alkohol tidak begitu menarik. Namun kini ada produk yang menarik ke pasaran dan konsumen menyukainya.
Pemerintah setempat telah bekerja untuk mendorong moderasi dalam gaya hidup minum alkohol. Antara tahun 2005 hingga 2012, jumlah pria yang mengonsumsi alkohol mengalami penurunan dari 72 persen menjadi 64 persen. Sedangkan untuk wanita mengalami penurunan dari angka 57 persen menjadi 52 persen.
Bir non-alkohol kini juga populer di Timur Tengah, beberapa negara merupakan pembeli terbesar nomor tiga tingkat dunia.
(odi/odi)