Tumpeng, Nasi Berbentuk Kerucut Lambang Kesejahteraan dan Hidup Damai

Makanan Syukuran

Tumpeng, Nasi Berbentuk Kerucut Lambang Kesejahteraan dan Hidup Damai

- detikFood
Rabu, 26 Nov 2014 18:50 WIB
Foto: Wikipedia
Jakarta -

Tumpeng merupakan hidangan tradisi yang selalu mengiringi acara syukuran di Jawa. Penyajiannya pun tak boleh sembarangan karena dianggap membawa kesejahteraan dan hidup damai.

Walau tidak diketahui diciptakan kapan, tumpeng tampaknya telah menjadi simbol persembahan sejak zaman dahulu. Bentuknya yang kerucut menggambarkan gunung yang dahulu dipercaya sebagai tempat peristirahat para arwah nenek moyang. Tak lama setelah masyarakat Jawa mulai menganut Hindu, tumpeng pun dikaitkan dengan gunung Semeru, Jawa Timur sebagai tempat para dewa.

Setelah agama Islam masuk, filosofi tumpeng pun kembali berkembang dan disesuaikan dengan filosofi Jawa. Bentuknya secara umum melambangkan harapan, kesehatan, kesejahteraan, dan persembahan untuk Tuhan. Cabai merah dan bawang merah seringkali ditusukkan di pucuk tumpeng sebagai permohonan agar permintaan dikabulkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada jaman dahulu, sesepuh yang memimpin doa selamat biasnya menjelaskan arti yang terkandung dibalik nasi tumpeng. Setelah itu puncak tumpeng dipotong sebagai pancer,. Bagian tersebut lalu di potong menjadi empat sebagai lambang unsur alam dalam diri manusia.

Air melambangkan sifat yang sejuk dan tidak sombong, api untuk semangat bagi orang lain, udara, tidak pilih kasih, dan tanah, hendaknya hidup sabar dan menerima. Bagian ini nantinya akan ditambahkan lauk dan dipersembahkan kepada Tuhan. Tapi, saat ini banyak yang memotong ujung tumpeng untuk para sesepuh atau kaum yang dituakan.

Tumpeng tak lengkap tanpa sajian lauknya yang juga sarat makna, secara tradisional ada tujuh lauk yang disajikan. Tujuh diartikan menjadi pitu dalam bahasa Jawa yang melambangkan pitulungan (pertolongan).

Klubanan biasanya terbuat dari bayam (adem ayem), tauge (kesuburan, kemakmuran, hidup mudah), kacang panjang (umur panjang), dan kangkung (fleksibel dan mudah beradaptasi). Lodeh keluwih melambangkan harapan, kemakmuran, dan kaya dalam hal material serta pengetahuan.

Ayam jago satu ekor dimasak dengan bumbu kuning lalu diberi santan sebagai lambang menyembah Tuhan dengan utuh dan melepaskan sifat sombong manusia. Ikan juga tak lupa masuk dalam sajian pendamping tumpeng, biasanya yang dimasukkan adalah ikan lele (lambang ketabahan dan keuletan) dan ikan teri (simbol kerukunan).

Telur harus disajikan utuh, bukan diolah menjadi dadar karena menyimbolkan segala tindakan harus dibuat sesuai rencana yang matang dan manusia mempunyai derajat sama di mata Tuhan. Umbi- umbian tidak boleh absen karena merepresentasikan kesederhanaan dan tidak sombong. Satu nampan jajanan pasar pun disajikan agar sang empunya hajatan mempunyai banyak teman.

(dni/odi)

Hide Ads