Beginilah Proses Pembuatan Matcha Secara Tradisional

Matcha yang Populer

Beginilah Proses Pembuatan Matcha Secara Tradisional

- detikFood
Jumat, 07 Nov 2014 18:12 WIB
Beginilah Proses Pembuatan Matcha Secara Tradisional
Foto: Thinkstock
Jakarta - Matcha biasanya digunakan untuk sajian upacara minum teh. Akan tetapi, saat ini matcha sudah sangat populer di dunia termasuk Indonesia. Selain dikenal kaya akan antioksidan, matcha juga dapat digunakan sebagai perisa dan pewarna alami.

Secara prinsip pembuatan matcha masih dilakukan secara tradisional. Ini terutama untuk menjaga kualitas. Inilah tahapan proses pembuatan matcha.

1. Perkebunan teh

Foto: Thinkstock
Tunas baru pertama mulai muncul di ujung tanaman teh camellia sinesis pada awal bulan April. Berbeda dengan penanaman teh lainnya, matcha ditanam dengan ditutupi kerai atau jaring pada bagian atas agar daun teh tidak terkena sinar matahari langsung.

2. Panen

Foto: Thinkstock
Hachiju hachiya menjadi bulan spesial, karena pada bulan ini menandakan awal panen daun teh pertama tahun ini. Teh yang dipetik adalah bagian pucuknya. Hal ini dikarenakan kualitas rasa dan aroma sangat baik pada bagian pucuk atau bagian daun teh paling atas.

3. Mengukus

Foto: Thinkstock
Perbedaan antara matcha (teh hijau) dengan teh jepang lainnya seperti teh oolong, teh hitam dan teh hijau Tiongkok adalah daun teh hijau dikukus setelah dipanen. Proses pengukusan berlangsung sekitar 15 -20 detik dan dilakukan segera setelah 12 -20 jam setelah daun dipetik. Tujuan dari pengukusan ini adalah untuk mencegah daun teroksidasi. Dengan cara dikukus teh hijau akan menghasilkan warna hijau alami, aroma yang khas dan mempertahankan komponen gizi.

4. Pendinginan atau pengeringan

Foto: Thinkstock
Dalam proses pendinginan atau pengeringan ini, matcha dikeringkan dengan menggunakan aliran udara ringan. Kemudian tersebar secara merata di atas permukaan datar hingga kering. Akan tetapi sebelum benar-benar kering, matcha melewati mesin drum khusus dimana batang dipisahkan dari daun. Bagian yang tersisa, setelah pengeringan disebut dengan Tencha yang merupakan bahan baku dari bubuk matcha.

5. Penggilingan

Foto: Thinkstock
Langkah terakhir dari pengolahan matcha adalah penggilingan  Tencha menjadi bubuk halus. Selama 800 tahun, metode tradisional dalam hal ini dilakukan secara manual dengan cara menggiling Tencha dengan alat penghalus berbahan batu. Akan tetapi kini sudah menggunakan mesin canggih, sehingga akan menghasilkan konsistensi matcha halus yang berkualitas baik. Setelah grinding, barulah matcha dapat dikemas.
Halaman 2 dari 6
(msa/odi)

Hide Ads