Beras yang sudah diolah menjadi nasi merupakan makanan pokok yang disantap setiap hari oleh lebih dari 220 juta penduduk di Indonesia. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyebutkan, angka konsumsi beras per kapita pertahun masyarakat Indonesia mencapai 130 kg dan kebutuhan akan beras mencapai 3 juta ton per bulan.
Karena hal inilah, bertempat di Hotel Lorin , Solo (04/11/2014). PT. Pilar Sejahtera (TPS) Food, selaku produsen beras Cap Ayam Jago mengadakan serangkaian kegiatan. Berupa edukasi mengenai beras serta berkunjung ke salah satu pabriknya di Sragen pada Rabu (05/11/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk aspek yang pertama, dapat dilihat dari bentuk dan jumlah kotoran seperti batu dan gabah. Kualitas nomer satu dari beras memiliki beras patah kurang dari 5 persen dan telah melalui proses yang disarankan (tidak menggunakan bahan kimia berbahaya).
Selanjutnya ada cooking dan eating quality. Beras dengan kadar amilosa sebanyak 23-25%, ketika diolah menjadi nasi akan menghasilkan nasi yang pulen. Dalam hal ini selain memakai beras berkualitas, tapi juga air yang higienis.
Cara paling mudah untuk mengetahui apakah beras mengandung bahan pemutih dan pewangi adalah dengan cara memcium." Jika terasa bau aroma kaporit serta warna putih yang pucat tak bening dengan aroma pandan yang sangat menyengat hal ini dapat menjadi indikasi beras yang terpapar bahan tambahan kimia,” jelas Prof. Dr. Ir. Djoko Said Damardjati, MS.
“Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, TPS Food melalui beras Cap Ayam Jago telah melakukan beberapa riset untuk menghasilkan beras yang berkualitas baik. Tentunya dengan memastikan produksi yang baik,” tutur Chris Oey, Marketing Director – Rice, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
Beras Cap Ayam Jago memiliki dua varian yaitu Beras Pulen Wangi (kemasan berwarna kuning) dan Beras Pulen (kemasan berwarna merah). Akan segera diperkenalkan varian terbarunya yaitu Beras Jago Pulen Wangi Super (kemasan gold).
(lus/odi)