Orkin, sebuah perusahaan pengendali hama asal Amerika Serikat, melakukan survei mengenai konsumsi makanan bekas hinggapan lalat dan kecoa pada 1.015 partisipan. Menurut survei terbarunya itu, sekitar dua pertiga orang akan tetap menyantap makanan yang sudah dihinggapi lalat.
Hanya tiga persen orang yang masih mau mengonsumsi makanan yang terkena kecoa. Bahkan 61 persen orang akan berhenti makan saat melihat kecoa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak pelanggan restoran mungkin tidak menyadari bahwa lalat rumah dua kali lipat lebih kotor dibanding kecoa. Ini penting (diketahui) agar semua orang paham besarnya ancaman kesehatan yang ditimbulkan lalat sehingga mereka dapat mencegah penularan penyakit berbahaya dan bakteri (dari lalat)," sebut Ron Harrison, seorang entomologi dan direktur teknis pelayanan di Orkin, seperti dilansir dari USA Today (14/08/2014).
World Health Organization (WHO) memiliki seluruh laporan mengenai lalat rumah dan bagaimana penyebaran penyakit melalui lalat. Umumnya lalat memakan makanan dan sampah yang dapat mengumpulkan agen penyakit. Organisme penyebab penyakit lalu menempel pada lalat saat hewan ini merangkak dan makan. Kemudian lalat menyebarkannya ke tempat lain.
Organisme yang menempel pada permukaan tubuh lalat hanya bertahan beberapa jam. Akan tetapi bila tertelan bersama makanannya maka dapat bertahan hidup dalam usus lalat selama beberapa hari.
Menurut laporan WHO, lalat rumah (Musca domestica) dapat menyebarkan berbagai macam penyakit termasuk infeksi mata, infeksi kulit dan infeksi usus (seperti diare). Orkin menambahkan bahwa jenis lalat ini bisa menularkan telur dari cacing parasit.
(dni/odi)