Salad umumnya disajikan berupa tumpukan sayuran saja. Namun sekelompok peneliti menciptakan karya abstrak yang sepenuhnya terbuat dari bahan salad seperti lukisan Kandinsky "Painting Number 201".
Para peneliti menyebutkan makanan yang menyerupai sebuah karya seni akan terasa lebih enak. Makanan ini lebih disukai dibanding makanan yang bahan-bahannya diatur dengan rapi di atas piring.
Kesimpulan tersebut berdasarkan sebuah penelitian terbaru dalam jurnal Flavour. Dikatakan pengaruh artistik dapat meningkatkan rasa makanan bagi penikmatnya. Terdapat 60 partisipan berusia 18-58 tahun mengambil bagian dalam sebuah eksperimen untuk mencoba tiga jenis salad.
Chef Jozef Youssef bekerja sama dengan tim dari Universitas Oxford menciptakan kembali salah satu lukisan abstrak karya Wassily Kandinsky. Karya tersebut disusun dari bahan-bahan pembuat salad. Selain susunan salad artistik ada juga salad yang ditumpuk bersama-sama di tengah piring dan salad yang ditata rapi dengan cara tidak artistik.
Ketiga salad itu menggunakan bahan serupa. Sayuran terdiri dari jamur, brokoli, endive, kembang kol, paprika dan mangetout. Sedangkan sausnya dibuat dari puree bit, puree wortel, krim kembang kol, esens jamur dan minyak pepperoncino. Ada juga tambahan lain seperti minyak zaitun dan garam.
Partisipan kemudian diminta menilai rasa dan kenikmatan dari tiga salad tersebut. Ternyata salad yang menyerupai karya Kandinsky lebih disukai dibanding lainnya dan disebut-sebut rasanya lebih enak. Partisipan juga siap untuk membayar dua kali lipat untuk salad tersebut.
Menurut Profesor Charles Spences dari Department of Exeperimental Psychology University of Oxford, hal itu mungkin terjadi karena tampilannya terlihat lebih menarik.
Peneliti menulis dalam jurnal Flavour bahwa penyantap makanan secara intuitif menghubungkan nilai artistik pada makanan. Menganggapnya lebih kompleks dan lebih menyukainya jika unsur-unsur kuliner disusun agar terlihat seperti lukisan seni abstrak.
Janine Catalano, ahli sejarah makanan dan seni, mengatakan studi ini membantu meyakinkan bahwa rasa dipengaruhi kombinasi dari panca indera dan penyajian makanan. Perpaduan ini memiliki efek nyata baik untuk dilihat atau disantap.
Profesor Charles menambahkan bahwa penelitian ini dapat diaplikasikan secara praktis dengan mendorong masyarakat menyantap makanan sehat.
"Chef secara eksplisit atau tersamar mengambil inspirasi dari seni visual dan lukisan. Kami dapat membuat orang makan lebih banyak makan salad dengan mengubah tampilannya," tutur Profesor Charles seperti dilansir dari BBC News (20/06/2014).
Terinspirasi dari hasil tersebut, Jozef Youssef dan staf dari penerbit BioMed Central telah membuat berbagai karya makanan lain dari lukisan Picasso, Magritte dan Rothko.
(dni/odi)