Uni Eropa Larang Impor Mangga dan Sayuran dari India

Uni Eropa Larang Impor Mangga dan Sayuran dari India

- detikFood
Rabu, 07 Mei 2014 14:03 WIB
Foto: Getty Images
Jakarta - Larangan impor beberapa hasil panen dari India, termasuk mangga, diterapkan di Uni Eropa setelah 207 muatan buah dan sayur pada 2013 dikerumuni lalat buah. Penghentian impor ke Inggrispun diperkirakan berlangsung sampai Desember 2015.

Setiap tahun, Eropa mengimpor sekitar US$ 4 miliar (Rp 46,1 triliun) hasil bumi dari India. Namun Uni Eropa melarang impor mangga India, kecuali telah diberi perlakuan khusus untuk mencegah hama yang bisa mengancam hasil pertanian Eropa.

Impor mangga India di Inggris bernilai sekitar 6,3 juta poundsterling (Rp 72,64 miliar) per tahun (4.816 ton) dari total pasar mangga Inggris senilai 68 juta poundsterling (Rp 784 miliar, 56.205 ton). Selain India, impor mangga Inggris juga berasal dari Brazil, Peru, Kenya, Uganda, Pakistan, dan Bangladesh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak India mengatakan bahwa standar ekspor ke Uni Eropa lebih ketat daripada ke Amerika Serikat dan Australia. Mereka sedang berbicara dengan pihak berwenang di Brussels, Belgia, untuk mencabut larangan tersebut.

"Sejak mengetahui masalah ini Maret lalu, kami langsung mengadakan pemeriksaan terperinci dan prosedur sertifikasi," ujar Ajay Sahai, direktur jenderal Organisasi Federasi Ekspor India (FIEO), sebuah badan yang berafiliasi dengan Departemen Perdagangan India.

Menurut Sahai, harga mangga di India turun sekitar 15% beberapa hari sebelum larangan tersebut diterapkan. Mangga Alphonso premium yang populer di Inggris sedang musim saat larangan tersebut diberlakukan.

Monica Bhandari, importir mangga di Inggris, berpendapat bahwa Komisi Eropa telah memberlakukan larangan secara tiba-tiba tanpa berkonsultasi dengan para importir.

"Bagi banyak petani dan eksportir mangga di India, larangan tersebut mematikan bisnis mereka. Musim panen sudah dimulai, sehingga banyak mangga akan dimusnahkan," ujar Bhandari lewat petisi di website pemerintah Inggris.

Ia menambahkan, di Australia, Selandia Baru, dan Jepang, hama mangga bisa diatasi dengan uap panas. "Kami sendiri tahun ini hanya mengimpor mangga yang diberi perlakuan khusus dan tak ada hama dalam produk-produk kami," kata Bhandari kepada BBC (01/05/2014).

Menurut Komisi Eropa, suara bulat untuk memberlakukan larangan tersebut menyusul kurangnya sistem sertifikasi produk yang diekspor ke Uni Eropa. "Ada banyak muatan yang dicegat dengan karantina hama saat tiba di Eropa. Terutama serangga, seperti lalat buah non-Eropa," ujar lembaga ini.

Menurut Departemen Lingkungan, Pangan, dan Hubungan Pedesaan Inggris, hama tersebut tak berisiko bagi kesehatan masyarakat. Namun, serangga seperti lalat putih tembakau yang bisa membawa lebih dari 100 virus berbahaya bisa mengancam tanaman tomat dan mentimun.

"Produk yang dilarang dapat diimpor dari negara lain dan tak akan berdampak banyak bagi pasokan dalam negeri," DEFRA memastikan.

Menteri Lingkungan Lord de Mauley mengatakan bahwa mereka sedang bekerja sama dengan India dan Eropa untuk mengatasi masalah tersebut agar situasi perdagangan produk-produk yang dilarang segera kembali normal.

Selain mangga, larangan impor juga meliputi terung, pare, labu ular (snake gourd), serta daun talas yang digunakan dalam hidangan India bernama 'patra'.

(fit/odi)

Hide Ads