Menggunakan minyak yang sama berkali-kali, dapat menyebabkan rusaknya minyak. Hal ini dikarenakan pada saat digunakan minyak goreng akan mengalami proses degradasi. Oksidasi dan dehidrasi yang nantinya akan menimbulkan radikal bebas.
Dikutip dari Health India (24/04/2014): "Radikal bebas dapat menempel pada jaringan sel yang dapat menyebabkan penyakit," tutur Naini Setalvad, selaku konsultan diet. Ia juga mengatakan bahwa radikal bebas yang terbentuk bersifat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker serta aterosklerosis yang bisa menyebabkan peningkatan kadar kolesterol jahat dan penyumbatan pembuluh darah arteri.
Selain itu, ada juga beberapa masalah lain yang disebabkan karena penggunaan minyak goreng yang sama beberapa kali seperti penyakit jantung dan alzheimer.
Berapa kali minyak goreng yang sama bisa dipakai kembali? "Tidak ada patokan jumlah untuk berapa kali seseorang dapat menggunakan kembali minyak. Karena tergantung dari faktor-faktor seperti minyak jenis apa yang digunakan, berapa lama minyak dipanaskan, apakah minyak tersebut digunakan untuk menggoreng dalam jumlah banyak atau sedikit," jelas ahli gizi Priya Kathpal.
Menggunakan minyak dengan hanya sekali pakai, dapat membantu mengurangi efek negatif yang dihasilkan dari radikal bebas. Walaupun begitu, Priya memiliki beberapa petunjuk untuk pemakaian kembali minyak dengan aman.
Pastikan minyak sisa dari memasak atau menggoreng didinginkan kemudian dipindahkan ke dalam wadah kedap udara melalui saringan atau kain saringan tipis. Hal ini dapat menghilangkan partikel makanan dalam minyak yang dapat merusak minyak dengan cepat.
Selain itu, periksa warna dan kepekatan minyak setiap kali sebelum digunakan kembali. Minyak yang sudah mengalami kerusakan memiliki ciri-ciri fisik seperti berwarna kecokelatan, berbau tengik, kental, berbusa, dan memiliki kadar asam lemak bebas yang tinggi.
Minyak yang sudah mengalami pemanasan berkali-kali, dapat mengandung HNE (hydroxyl trans-2 nonenal) yang merupakan zat beracun yang sangat mudah diserap oleh tubuh dan sangat reaktif pada protein, DNA dan biomolekul lain dalam tubuh.
Satu hal yang perlu diingat bahwa tidak semua minyak sama. Jenis minyak yang memiliki titik asap yang sedang hingga tinggi dapat digunakan untuk menggoreng karena mereka tidak mudah rusak pada suhu tinggi seperti minyak canola, kelapa sawit, kedelai, dan minyak wijen.
Sedangkan untuk minyak yang memiliki titik asap rendah seperti minyak zaitun sebaiknya jangan digunakan untuk menumis karena jika terkena panas tinggi minyak ini akan mengalami kerusakan. Minyak ini hanya disarankan untuk digunakan pada saus salad yang tidak mengalami pemanasan.
(fit/odi)