Saat melakukan perjalanan baru-baru ini, tim Nordic Food Lab bertemu penduduk lokal Warlpiri di gurun Australia untuk menemukan semut madu atau disebut repletes. Menurut salah satu penduduk lokal, rasa semut madu berbeda-beda tiap kali dimakan, namun semuanya bercitarasa manis.
John Evans, peneliti yang menulis pengalaman timnya, menjelaskan bagaimana rasa dari semut madu itu.
"Ini benar-benar seperti madu, gelap, manis dan juga asam, dengan rasa tertinggal mirip strawberry liar, setengah kering di bawah sinar matahari. Tiap semut memiliki rasa berbeda-beda," tulis John Evans dalam blog makanan Mad Feed (17/04/2014).
Tim Nordic Food Lab pada tahun 2013 mendapat limpahan dana dari Velux Foundation untuk melakukan penelitian serangga yang dapat dikonsumsi. Mereka berusaha mencari serangga lezat yang cocok untuk selera Barat dan dapat menggunakannya dalam budaya kuliner.
Proyek ini dinamakan "Discerning Taste: Deliciousness as an Argument for Entomopaghy". Kini proyek tersebut menjadi fokus utama tim Nordic Food Lab.
Nordic Food Lab sendiri didirikan pada tahun 2008 oleh chef Rene Redzepi dari restoran Noma. Tim ini bekerja dalam meneliti kelezatan makanan dan sistemnya. Tujuan utama tim adalah mengeksplorasi bahan baku mentah di negara-negara Nordik, Eropa. Mereka juga mengeksplorasi metode dalam menyediakan makanan enak dan dapat digunakan secara berkelanjutan untuk masyarakat global.
(fit/odi)