Dr Annie Wertz dan Dr Karen Wynn, psikolog dari Yale University membuat studi untuk menjawab teka teki tersebut. Dalam hasil studi diungkapkan ketidaksukaan anak pada sayur disebabkan oleh insting dan faktor genetik.
Di Infant Cognition Center di Yale University, 47 anak umur 8 hingga 18 bulan diamati tingkah lakunya terhadap benda seperti dua tanaman asli, dua tanaman palsu, dan dua objek lainnya. Dalam eksperimen anak- anak malah cenderung bermain dengan objek lain dan tidak mendekati tanaman.
Mereka percaya perilaku ini sudah terpogram pada anak sejak lahir untuk menghindari keracunan yang berasal dari tanaman dan bunga. Penemuan ini juga terhubung pada konsumsi sayuran yang sulit diterapkan pada anak.
“Tanaman memproduksi racun sebagai pertahanan terhadap predator yang bisa saja berbahaya hingga mematikan jika dikonsumsi. Hasil terbaru ini menyatakan anak mewarisi strategi untuk menghindari bahaya dari konsumsi tumbuhan,” tutur tim peneliti dalam laporan mereka.
Selain faktor insting, rasa pahit makanan juga menjadi alasan mengapa anak tak suka sayur. Sebuah studi tahun 2005 oleh tim peneliti di Monell Chemical Senses Center, Philadephia, Amerika Serikat menyatakan gen bernama TAS2R38 menyebabkan anak benci pada rasa pahit.
Dalam setiap DNA manusia terdapat dua gen yaitu sensitif pada rasa pahit dan tidak sensitif pada rasa tersebut. Studi ini menguji 143 anak dan ibu mereka, 79 persen dari partisipan mempunyai satu atau dua gen dalam tubuh mereka.
Ternyata gen yang sensitif pada rasa pahit menimbulkan pengaruh lebih besar pada refrensi makanan pada anak dibandingkan pada ibu mereka. Sementara itu selera rasa pada ibu lebih dipengaruhi oleh ras dan etnis makanan dibanding faktor genetis.
Tapi, anak juga bisa diajarkan konsumsi sayuran supaya asupan nutrisinya terjaga. Ahli nutrisi. Emilia Achmadi menyarankan para orang tua untuk menanamkan kebiasaan makan sayur dengan mengkonsumsinya di depan anak.
“Banyak orang tua mengeluh anak yang tidak suka makan sayur, tapi sebenarnya jangan salahkan anak karena jika orang tua tidak suka makan sayur maka anak akan mengembangkan perilaku yang sama. Sebaiknya mulai konsumsi sayur dan buah di depan anak supaya bisa dicontoh,” tutur Emilia saat ditemui di di Energy Cafe, Energy Building, Jakarta Selatan pada Jumat (27/09/2013) lalu.
(dni/odi)