WHO Himbau Batasi Konsumsi Gula 5 Persen dari Total Kalori

WHO Himbau Batasi Konsumsi Gula 5 Persen dari Total Kalori

- detikFood
Jumat, 07 Mar 2014 10:06 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Dengan meningkatnya obesitas dan penyakit gigi masyarakat dunia, The World Health Organization (WHO) menurunkan standart asupan gula. Tahun ini, WHO menghimbau konsumsi gula masyarakat hanya lima persen dari total kalori selama sehari.

Rancangan pedoman baru ini diterbitkan pada hari Rabu (05/03/2014) setelah menganalisa sekitar 9.000 studi. Gula yang harus dibatasi meliputi gula yang dimasukkan dalam makanan, madu, sirup, dan jus buah. Kecuali gula alami yang didapati dalam buah.

“Kita harus mencapai angka lima persen, tapi jika 10 persen dirasa lebih realistis bisa dimulai dengan angka itu,” tutur Dr. Francesco Branca selaku kepala nutrisi WHO kepada Associated Press (05/03/2014). Pedoman baru ini telah diterbitkan secara online dan agensi ini mengundang masyarakat untuk berkomentar hingga akhir Maret.

Saat WHO merevisi pedoman konsumsi gula lebih dari 10 tahun lalu, asupan gula yang direkomendasikan adalah kurang dari 10 persen dari kalori per hari. Industri gula Amerika Serikat sangat marah hingga mereka melobi Kongres untuk mengancam menarik dana jutaan dolar kepada WHO. Refrensi batasan gula dihilangkan dari strategi diet global, tapi rekomendasi WHO disetujui.

Tim ahli WHO menemukan konsumsi gula dalam jumlah tinggi terhubung dengan obesitas dan kerusakan gigi. Beberapa penelitian menegaskan orag yang obesitas mempunyai risiko mengidap penyakit kronis yang menyebabkan 60 persen kematian di dunia.

Biaya pengobatan gigi menghabiskan 10 persen dari budget kesehatan masyarakat di negara barat dan menyebabkan masalah kesehatan signifikan di negara berkembang.

WHO memperingatkan gula yang dikonsumsi saat ini bersembunyi dalam makanan olahan. Contohnya, satu sendok makan saus tomat mengandung satu sendok teh gula dan banyak orang mengonsumsi soda yang melebihi asupan gula per hari.

“Lebih sedikit gula yang dikonsumsi, lebih baik. Jika gula dikurangi, saya rasa produk sereal sarapan akan sulit untuk menyesuaikannya,” tutur Dr. Robert Lustig, professor of pediatrics di University of California.

Ia menambahkan pedoman baru WHO ini bisa mengubah lingkungan produk makanan dengan memaksa produsen untuk berpikir kembali menggunakan gula dan makanan olahan seperti roti, sup, saus pasta, dan saus salad.

(dni/odi)

Hide Ads