8 Istilah Kuliner Ini Kehilangan Makna Karena Salah Kaprah (1)

8 Istilah Kuliner Ini Kehilangan Makna Karena Salah Kaprah (1)

- detikFood
Jumat, 06 Des 2013 09:26 WIB
8 Istilah Kuliner Ini Kehilangan Makna Karena Salah Kaprah (1)
Foto: Shutterstock
Jakarta - Maraknya dunia kuliner membuat istilah seperti artisan dan gourmet mudah ditemui, terutama di restoran-restoran Barat. Saking seringnya digunakan, kata-kata ini jadi salah pakai.

Tak jarang, istilah tersebut dipajang semata-mata untuk menarik pembeli. Padahal belum tentu produknya memenuhi syarat untuk menyandang predikat tersebut. Inilah daftar istilah kuliner yang salah kaprah sehingga hilang makna aslinya menurut Huffington Post (02/12/13):

1. Artisan/artisanal

Foto: Domino's
Dulu, istilah 'artisan' hanya digunakan untuk benda yang dibuat oleh pengrajin berketerampilan tinggi dengan tangan, tanpa peralatan industri, dan dalam jumlah kecil. Namun, kini apapun termasuk produk massal diberi label artisan, mulai dari roti, minuman, keju, sampai seri pizza Domino's dan roti burger Burger King.

2. Lokal

Foto: Shutterstock
Produk lokal mungkin masih kurang diminati di Indonesia. Namun, di Amerika Serikat, produk lokal kini lebih dihargai karena lebih sesuai dengan gaya hidup ramah lingkungan. Didapat dari daerah sekitar, tak perlu memboroskan bahan bakar demi mengangkut bahan-bahan makanan.
Sayang, definisinya berbeda-beda tergantung interpretasi. Ada yang menganggap lokal adalah produksi dalam negeri. Sebagian mendefinisikannya sebagai produksi dalam provinsi. Atau, lebih spesifik, seperti maksimal jarak 80-160 km. Label lokalpun tak selalu menjamin kualitas.

3. Alami

Foto: Istimewa
Tampaknya, tak ada definisi pasti terkait label 'alami'. Apakah jika salah satu bahan saja berasal dari alam, sudah bisa dilabeli alami? Apakah semua bahannya harus mentah atau diproses seminimal mungkin? Apakah tak boleh mengandung zat kimia sama sekali? Karena itulah, snack seperti Cheetospun bisa mengklaim dirinya 'alami'.

4. Farm-to-table

Foto: Thinkstock
Masih berkaitan dengan gaya hidup kembali ke alam, istilah 'farm-to-table' diciptakan untuk menggambarkan hidangan yang berasal dari bahan-bahan segar dan alami. Namun, raksasa junk food seperti McDonald's pun memakainya. Menanggapi hal ini, Chef Mario Batali melontarkan kritik pedas. "Memang ke mana perginya kalau bukan dari ladang ke meja?" sindirnya.
Halaman 4 dari 5
(fit/odi)

Hide Ads