Selain Bikin Gemuk, Makanan Manis Picu Kanker Rahim

Selain Bikin Gemuk, Makanan Manis Picu Kanker Rahim

- detikFood
Kamis, 12 Sep 2013 16:01 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Tidak hanya berdampak pada berat badan, sebuah review terbaru menyatakan makanan manis memicu kanker endonmetrial pada wanita. Sementara itu, konsumsi kopi terbukti menjadi pencegahan kanker yang efektif.

Review ini dilakukan oleh American Institute for Cancer Research (AICR) dan World Cancer Research Fund International. Hasil penelitian memperkuat bukti bahwa obesitas bisa menjadi faktor utama penyebab kanker.

Kedua organisasi menyelenggarakan panel internasional para ahli untuk mereview bukti untuk faktor pemicu berbagai kanker. Grup yang cenderung fokus pada hubungan antara diet, olahraga, dan kanker memilih membahas kanker rahim untuk review terbaru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kanker endonmetrial adalah jenis kanker yang bermula pada uterus (rahim) yang terletak di pelvic (pinggul) wanita, tempat janin berkembang. Kanker ini mempunyai gejala pendarahan yang bisa langsung terdeteksi.

Esterogen yang dikeluarkan oleh sel lemak menjadi alasan mengapa obesitas bisa memicu kanker endonmetrial. Berdasarkan studi sebelumnya, tim peneliti juga menemukan konsumsi kopi bisa melindungi dari serangan kanker tersebut dan makanan manis malah meningkatkan risiko kanker.

Ada delapan studi yang menunjukkan konsumsi kopi cukup bisa menurunkan risiko kanker. Efek ini ditunjukkan karena kopi bisa mengatur hormon insulin dan kandungan antioksidan yang berfungsi menghalangi kerusakan DNA dan menyebabkan kanker.

Tim juga menemukan setidaknya enam studi yang menyatakan makanan tinggi kandungan glikemik bisa meningkatkan risiko kanker. Makanan yang secara cepat mengubah glukosa, seperti gula olahan atau tepung putih bisa meningkatkan kadar glikemik.

β€œTak masalah memilih mengonsumsi whole grain dibandingkan grain olahan atau makanan tinggi gula. Semua hasil temuan ini mengarah pada satu hal yang sama, jagalah metabolisme glukosa dan berat badan sehat,” Dr. Elisa Bandera of Rutgers University in New Jersey kepada NBC News (12/09/2013).

(dni/odi)

Hide Ads