Siapa yang tak kenal kakek berkacamata dan berjanggut putih dengan dasi khas di logo KFC? Ialah Harlan Sanders, yang belakangan dikenal sebagai Colonel Sanders, pendiri Kentucky Fried Chicken (KFC) sejak 1952.
Sejak usia enam tahun, Sanders sudah memasak untuk keluarganya. Namun, baru pada usia 40 tahun Sanders terjun ke dunia memasak profesional setelah bergonta-ganti pekerjaan. Sanders yang belum memiliki restoran waktu itu menyajikan makanan bagi orang-orang yang membeli bensin di SPBU miliknya, langsung di meja makan rumahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semakin banyak orang yang datang hanya demi mencicipi masakan Sanders. Untuk meningkatkan kapasitasnya, Sanders pindah ke seberang jalan dan membuka Sanders' Court & Cafe. Beberapa tahun kemudian, Sanders menyempurnakan campuran rahasia 11 herba dan rempah serta teknik memasak yang masih dipakai hingga sekarang.
KFC resmi didirikan pada 1952. Setelah yakin akan kualitas ayam gorengnya, Sanders mulai mengembangkan bisnis waralaba pada 1955. Ia termasuk orang pertama yang melihat potensi konsep waralaba restoran. Kurang dari 10 tahun kemudian, Sanders sudah memiliki 600 franchise KFC di Amerika Serikat dan Kanada.
Karena terlalu besar untuk ditangani sendiri, Sanders menjual usahanya pada sekelompok investor pada 1964. Bisnis tersebut terus berkembang dan berganti kepemilikan, hingga per Desember 2012 ada lebih dari 18.000 gerai KFC yang beroperasi di 120 negara. KFCpun menjadi salah satu dari jaringan restoran pertama yang berkembang ke dunia internasional.
Diukur dari total penjualannya, KFC menempati peringkat kedua jaringan restoran terbesar di dunia setelah McDonald's. Konsep waralaba ini memopulerkan ayam dalam industri makanan cepat saji, membuat diversifikasi pasar, serta menantang dominasi hamburger.
Di Indonesia, KFC menjadi jaringan restoran Barat terbesar dengan lebih dari 420 cabang. Indonesiapun menjadi salah satu dari sedikit negara di mana McDonald's tak mendominasi.
Resep rahasianya yang dikenal sebagai Original Recipe kini terkunci dalam sebuah brankas di Louisville, Kentucky, AS. Hanya sedikit orang yang tahu resep tersebut, dan semuanya sudah terikat kontrak agar tidak membocorkannya.
Kecanggihan teknologi membuat tindak pengamanan resep tersebut semakin rumit. Sementara satu perusahaan mencampur formulasi yang mewakili sebagian resep, perusahaan rempah lain mencampur sisanya. Kemudian, sistem pemrosesan komputer digunakan untuk menstandardisasi campuran produk tersebut. Hal ini dilakukan untuk memastikan tak ada perusahaan yang memiliki resep lengkap KFC.
"Saya terkejut memikirkan seluruh prosedur dan tindak pencegahan yang dilakukan perusahaan untuk melindungi resep saya," ujar Sanders, seperti dilansir situs resmi KFC.
(fit/odi)