Bakso merupakan jajanan favorit orang Indonesia. Hidangan berkuah ini bisa disantap kapan saja karena kuahnya hangat dan bola-bola dagingnya cukup mengenyangkan. Meski penjual bakso umumnya berasal dari Wonogiri atau Malang, makanan ini dapat ditemui di hampir seluruh penjuru Indonesia.
Banyak tempat makan bakso yang terkenal akan kelezatannya. Berdasarkan hasil tanya sana-sini, sayapun menemukan cukup banyak ulasan positif tentang sebuah rumah makan bakso di daerah Slipi, Jakarta Barat. Namanya membuat saya tergelitik, Bakso Mas Kumis Djarum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saya datang di malam hari pada akhir pekan. Ada beberapa pelanggan yang sudah makan duluan, tapi tempatnya tak penuh. Untuk ukuran rumah makan bakso, tempat ini cukup besar dan bersih. Meja dan bangku panjang kayu dipelitur cokelat seragam. Meski tak ber-AC, penempatan kipas angin gantung yang merata membuat udara sejuk.
'Mas Kumis' Sukimin yang memakai batik merah seperti para stafnya tersenyum manis di balik pigura. Melalui stiker huruf yang tertempel di dinding keramik putih, Sukimin berkali-kali mengingatkan kalau usaha baksonya ini tak punya cabang.
Saya duduk di salah satu bangku, menunggu buku menu datang. Alih-alih, hanya pelayannya yang menghampiri tanpa membawa kertas untuk mencatat pesanan, apalagi daftar menu. Bagaimana tidak? Belakangan saya baru tahu kalau menu yang disajikan di sini hanya bakso daging dengan/tanpa bihun. Tidak ada bakso urat ataupun bakso telur, mie kuning atau suun, apalagi bakmi.
Minumannyapun hanya teh dan jeruk, keduanya bisa disajikan panas atau dingin. Selain itu ada beberapa minuman botol. Setelah namanya yang unik, sayapun kembali tergelitik akan kesederhanaan menunya, yang meski demikian tetap mengundang para pelanggan kembali ke sini.
Sebentar saja, bakso (Rp 17.000) serta minuman pesanan saya datang. Kuah baksonya yang bening kecokelatan menjadi keruh setelah diaduk. Lima bulatan bakso berwarna broken white berendam dikelilingi cacahan seledri dan bawang merah goreng yang tak banyak. Kalau dengan bihun, baksonya jadi empat butir.
Bagian dalam baksonya yang sedikit berwarna pink pucat justru menambah nafsu makan saya. Tanpa menunggu lama, bola daging inipun hancur saya kunyah. Nyam, nyam... Tekstur kenyal sedikit garingnya terasa pas, disusul dengan rasa gurih.
Meski asinnya pas, perlu tambahan sedikit kecap manis, sambal, atau saus sambal agar kuahnya terasa mantap di lidah. Sambil meresapi hangat gurih bakso ini, tak lupa merogoh stoples kerupuk aci (Rp 2.000/bungkus isi dua) yang tersedia di setiap meja. Dicelupkan ke kuah bakso, kerupuknya jadi lembek melempem enak karena menyerap kaldu gurihnya.
Acara bersantap ini diakhiri dengan seruputan es teh manis (Rp 5.000) yang wangi melati. Kurang kenyang? Anda bisa menukarkan uang Rp 4.000 dengan sepiring nasi. Ya, sebagian pelanggan di sini menyantap bakso dengan nasi.
Bakso asal 'Solo Wonogiri' ini ternyata sudah didirikan sejak 1972. Sukiminpun menjamin baksonya halal karena terbuat dari 100% daging sapi asli. Mau coba untuk makan siang hari ini?
Bakso Mas Kumis Djarum
Jl. KS Tubun IIB No. 5A RT 007/02
Kompleks Djarum, Slipi (belakang RS Pelni Petamburan)
Jakarta Barat
Telepon: 021-53678441
Jam buka: setiap hari 09:00-21:30
(fit/odi)