Seperti halnya delicious dan lekker, umami juga sering digunakan sebagai gambaran kelezatan masakan. Umami bisa diartikan sebagai cita rasa ke 5 setelah manis, asin, asam dan pahit yang terasa di lidah sebagai reseptor rasa. Umami sendiri memiliki arti ‘gurih’. Kata ini sudah ditemukan lebih dari 100 tahun yang lalu di Jepang, dan diambil dari kata umai (lezat) dan mi (rasa).
Umami dihasilkan oleh kandungan asam amino glutamat dan juga ribonucleotides, termasuk inosinate dan guanylate yang tercecap di lidah. Cita rasa ini juga menjadi perhatian Dr. Kikunae Ikeda, seorang ahli kimia dari Tokyo Imperial University. Di tahun 1908, ia berhasil membuat ekstrak glutamat dari bahan kombu atau rumput laut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kata-kata umami bukanlah brand. Kata umami adalah umum, siapapun bisa pakai. Siapapun bisa mendapatkan rasa gurih atau umami, tak hanya orang Jepang. Nah, bumbu penyedap masakan adalah salah satu sumber penghasil rasa umami,” kata Taro Komura, Presiden Direktur PT Ajinomoto Sales Indonesia.
Rasa umami tak hanya dihasilkan dari rumput laut saja. Aneka bahan lokal juga bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan rasa umami yang maksimal. Dari mulai aneka ragam sayuran, daging ayam, sapi, seafood, ikan, jamur dan lainnya. Rasa umami bisa dihasilkan dari kreativitas dalam meracik makanan dengan berbagai komposisi.
Bahkan chef Kimio Nonaga, Brand Ambassador Ajinomoto yang juga pemenang Iron Chef 2002, menggunakan bahan lokal dari Indonesia untuk menciptakan rasa umami. Ia memakai 3 bahan, yaitu tempe, kangkung dan juga daging ayam sebagai sumber rasa umami pada masakan.
Seperti dituturkan Komura, pihaknya selaku produsen bumbu masak ternama sangat mengunggulkan cita rasa umami. “Ajinomoto adalah salah satu sumber umami. Karenanya, Ajinomoto bisa disebut sebagai umami seasoning karena istilah umami pertama kali dikomersilkan dalam bentuk bumbu Ajinomoto,” tutup pria asal Jepang yang fasih berbahasa Indonesia ini.
(flo/odi)