Yuk, Mengulang Kelezatan Sate dan Tongseng dari Pancoran!

Yuk, Mengulang Kelezatan Sate dan Tongseng dari Pancoran!

- detikFood
Senin, 07 Jan 2013 11:30 WIB
Foto: detikFood
Jakarta - Jika ingin menghangatkan diri siang ini, mungkin seporsi sate kambing dan tongseng bisa jadi alternatif. Sate kambingnya empuk dan tongsengnya juga gurih pedas. Makin mantap dinikmati dengan seporsi nasi hangat plus cocolan sambal rawit kecap. Aih, sedapnya!

Sate Pancoran yang ada di jalan raya Pasar Minggu ini sejak dulu kondang dengan racikan satenya yang empuk. Papan nama berwarna merah dengan ukuran besar jadi ciri khasnya sejak dulu. Logonyapun tak berubah yaitu seekor kambing yang sedang duduk santai di kursi goyang.

Dari luar restoran ini sudah terlihat seperti warung makan bergaya Sunda. Kayu dan bambu disusun rapi jadi kusen pintu dan jendela, sebagian dindingnya juga terbuat dari anyaman bambu. Makin sejuk saat mendengar gemericik air dari kolam ikan yang akan menemani selama menghabiskan hidangan santap siang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyaknya bangku-bangku yang terjejer rapi memudahkan kami untuk memilih tempat duduk dan memilih menu. Ada 30 jenis makanan yang ditawarkan disini, selain satai adapula burung goreng, tongseng, gulai, cah kangkung, sayur asam dan gurame goreng. Pilihan minumannyapun bervariasi ada sekitar 32 menu yang bisa dipilih sesuai selera.

Sebagai pembuka, tahu Sumedang (Rp. 15.000) disajikan panas dengan delapan biji tahu. Warna tahunya kecokelatan garing. Bagian dalamnya lembut padat dan berwarna putih. Semakin lezat dimakan bersama cabai rawit hijau yang segar atau dicocol ke dalam sambal cuka dengan gerusan cabai merah.

Sebelum tahu Sumedang tandas, sate kambing tanpa lemak (Rp.35.000) yang jadi andalan tersaji. Isinya sepuluh tusuk, tiap tusuk berisi tiga potong daging berukuran sedang. Satai yang berwarna kecokelatan ini disajikan bersama bumbu kecap dengan potongan bawang merah, cabai rawit merah, cabai rawit hijau dan sedikit lada bubuk.

Karena penasaran dengan rasanya, dengan cepat tiga potong daging sate mendarat cepat di mulut. Ternyata tekstur dagingnya empuk dan kenyal. Semakin lengkap rasanya setelah dicocol ke dalam bumbu kecap manis dengan sensasi pedas yang menonjok.

Tongseng kambing (Rp. 26.000) yang disajikan panas mengepulpun tak kalah menggiurkan. Kuahnya berwarna kuning keruh dengan jejak sedikit minyak. Selain potongan daging kambing, di dalamnya juga terdapat irisan tomat, kol dan daun bawang. Tongseng bergaya Solo ini dagingnya empuk dan berwarna cokelat muda, kuahnya juga beraroma santan yang sedap dan terasa manis dengan semburat gurih yang tidak terlalu pekat.

Kali ini Sate Pancoran punya menu baru, burung goreng punai (Rp. 31.000). Hmm.. melihat nama burung punai kami jadi tertarik untuk mencicipi. Dua ekor burung digoreng hingga kering dan berwarna cokelat tua. Ternyata burung punai tekstur dagingnya empuk dan lembut. Ada sedikit semburat yang agak manis. Rasanya makin mantap saat dicocol dengan sambal dadak yang diberi campuran tomat segar.

Uniknya disini, buah pisang yang jadi pencuci mulut dipajang setandan di tiang rumah makan. Cara penyajian ini mirip seperti gaya penyajian buah di pesta pernikahan khas Sunda dan Betawi. Ahh.. puas sudah menyembuhkan perut lapar siang ini dengan seporsi satai kambing yang mantap!

Sate Pancoran
Jl. Raya Pasar Minggu No. 44
Jakarta Selatan
Telepon: 021-7992276


(dyh/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads