Kembang Kol Memicu Sering Kentut

Kembang Kol Memicu Sering Kentut

- detikFood
Selasa, 29 Nov 2011 12:07 WIB
Jakarta - Membuang gas merupakan suatu kebutuhan biologis. Namun, jika terlalu sering Anda patut waspasa. Selain karena gangguan penyakit, jenis makanan yang dimakan juga bisa memicu produksi gas berlebihan. Makanan apa yang harus dihindari?

Ada beberapa jenis bahan makanan yang bisa menyebabkan perut terisi gas dan memicu sering kentut. Padahal, makanan yang berpotensi memberikan gas berlebih itu umumnya adalah makanan kaya nutrisi. Karenanya sebaiknya mulai cermat memilih makanan.

Gas atau flatulence disebabkan oleh makanan yang tidak tercerna dengan baik. Sebagian makanan dicerna dan masuk usus besar, selanjutnya akan dicerna oleh bakteri dalam usus, yang menghasilkan gas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan American Gastroenterology Association, makanan yang umumnya menghasilkan gas antara lain kembang kol, kubis, kacang-kacangan kering, dan brokoli. Ketika mengolah makanan ini, cara yang paling baik adalah dengan cara dikukus, selain dapat mempertahankan nutrisinya, mengukus juga dapat menurunkan efek gas dalam perut.

Mengkonsumsi fruktosa secara berlebihan juga dapat menjadi salah satu penyebabnya. Fruktosa, atau gula buah, terdapat dalam beragam jenis buah. Tubuh hanya akan memproses fruktosa sejumlah yang dibutuhkan dan sisanya akan dibuang sebagai gas.

Karena itu kurangi segala jenis minuman manis termasuk jus buah. Juga buah-buahan yang asam segar seperti apel, pisang, anggur dan pir yang kaya akan frutosa. Konsumsi terlalu banyak buah-buahan ini dan jusnya akan memicu lebih banyak produksi gas.

Penggunaan pemanis berkalori rendah berakhiran β€œol” (sorbitol, mannitol, dll) secara berlebihan juga dapat memicu gas. Jika mengkonsumsi makanan kemasan yang bebas gula, cek terlebih dahulu labelnya apakah mengandung pemanis berkalori rendah tersebut. Jika ya, lebih baik batasi konsumsinya.

Selain itu, susu juga menjadi salah satu penyebab utama karena adanya intoleransi laktosa, di mana tubuh kekurangan enzim untuk memecah gula susu. Yogurt yang mengandung laktosa lebih rendah dari susu, bisa menjadi alternatif lebih baik.





(Odi/Odi)

Hide Ads