Seperti diketahui, dalam masakan Minang dikenal empat jenis dendeng, yaitu: dendeng balado, dendeng batokok, dendeng lambok, dan dendeng baracik. Yang disebut terakhir ini tergolong yang sangat langka. Dibuat dari irisan tebal daging sapi yang dilumuri bumbu dendeng (antara lain ketumbar), kemudian dilayukan selama beberapa hari di dalam dapur yang biasanya bersuhu panas. Artinya, daging berbumbu dendeng ini bukan irisan tipis yang dijemur di terik matahari.
Setelah kurang lebih dua hari dilayukan, irisan tebal daging ini kemudian diiris lebih tipis dan kemudian langsung digoreng – tidak sampai kering. Hasilnya agak mirip empal, tetapi dengan bumbu dendeng yang aromatik. Daging goreng ini kemudian disiram dengan sambal yang agak mirip dendeng balado, dengan tone asam pedas yang sungguh elok. Elemen utama sambal dendeng ini adalah cabe dan bawang merah, dengan sedikit jeruk nipis atau cuka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saya sengaja memesan seporsi dendeng baracik (Rp 36.400) dengan nasi lemak (nasi uduk) dan pepes jamur sebagai lauk tambahan. Mak nyuss! Sekalipun belum dapat mengalahkan mutu dendeng baracik pujaan saya di Solok sana, tetapi jelas bahwa sajia Gula Merah ini cukup memuaskan sebagai pengobat rindu.
Gula Merah menampilkan berbagai masakan Minang yang khas. Misalnya, rendang daging sapi dan kacang jogo, sayap ayam goreng trasi, ayam goreng lengkuas, dan lain lain. Untuk makan siang cepat, pilihannya adalah paket nasi bakar ayam kare (Rp 27 ribu), nasi bakar ayam lemak (Rp 27 ribu), nasi timbel (Rp 27 ribu), nasi kendu (Rp 29 ribu). Juga tersedia mi goreng ebi, mi goreng ikan asin, nasi goreng Jawa, dan lain-lain.
Bila Anda penggemar durian, pastilah Anda akan terkesan dengan es cendol durian di Gula Merah ini.
Gula Merah
Setibudi One, Ground Floor
Jl. HR Rasuna Said kav 62
Jakarta Selatan
021 5290422
(dev/Odi)