Santan Pemicu Naiknya Kadar Kolesterol?

Santan Pemicu Naiknya Kadar Kolesterol?

- detikFood
Kamis, 25 Agu 2011 12:15 WIB
Jakarta -

Lebaran identik dengan makanan bersantan. Opor, gulai, kari, atau sambal goreng udang dan aneka kue tradisional jadi santapan lezat selama lebaran. Santan juga sering dianggap sebagai pemicu naiknya kolesterol darah. Benarkah demikian?

Karena rasa gurihnya yang enak, santan sering dianggap sebagai biang kerok kenaikan kadar kolesterol darah. Sebenarnya nutrisi apa saja yang terkandung dalam santan?

Kalori dan Lemak
Tiap 1 cup atau 240 g santan mengandung 552 kalori, dimana 479 kalori berasal dari lemak. Karena kandungan kalori dan lemaknya yang tinggi maka santan dianjurkan dikonsumsi saat-saat tertentu. 57 gram lemak yang ada pada santan, 51 gram nya merupakan lemak jenuh yang merupakan 254% dari rekomendasi harian lemak jenuh. Santan juga mengandung 626 mg asam lemak omega 6. Di pasaran juga sudah tersedia santan yang dikurangi sebagian kadar lemak jenihnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Protein dan Karbohidrat
Tiap 240 g santan juga mengandung 13 g karbohidrat dan 5 g nya berupa serat. Karbohidrat ini mencakup 21% rekomendasi harian yang dianjurkan. Sedangkan kandungan proteinnya 5 % atau 11% dari kebutuhan harian.

Vitamin dan Mineral
Santan juga kaya akan zat besi, 22% dari kebutuhan harian. Kandungan mangannya mencakup 110 % dari kebutuhan harian tubuh kita. Selain itu santan juga mengandung magnesium, pospor, potassiun, tembaga, selenium, seng, folat dan vitamin C. Juga sejumlah vitamin lainnya; vitamin E, K, thiamin< B16, niacin, kolin, asam pantothenic dan kalsium.

Santan bisa membantu menaikkan kadar LDL, kolesterol baik tanpa mengganggu kadar HDL, kolesterol jahat. Dengan demikian kadar kolesterol darah total tetap terjaga baik. Masih ada krontarversi soal kandungan lemak pada santan, apakah sehat atau tidak?

Kandungan lemak jenuh pada santan membuat banyak anjuran untuk menghindarinya. Namun harus dicatat bahwa kandungan lemak jenuh nabati pada santan berbeda dengan yang terdapat pada hewan. Santan mengandung asam lauric yang merupakan rangkaian medium asam lemak, tidak seperti lemak pada daging tetapi lebih mirip lemak pada ASI.

National Heart Foundation dan American Heart Association tetap menganjurkan konsumsi santan dalam takaran wajar. Lebih baik lagi jika dicampur dengan sayuran, ikan, ayam atau tofu. Juga disarankan untuk mengkonsumsi lebih banyak santan encer dari pada santan kental. Karena santan kental lebih banyak kalorinya.

Karena itu jika hanya di hari-hari lebaran saja makan banyak makanan bersantan tidak akan berakibat buruk bagi kesehatan. Setelah itu bisa kembali mengkonsumsi banyak buah dan sayuran segar untuk mengimbangi asupan nutrisi.

(Odi/Odi)

Hide Ads