Slurpp... Nyeruput Koffie Mantap Racikan Ong

Slurpp... Nyeruput Koffie Mantap Racikan Ong

- detikFood
Senin, 21 Mei 2012 16:16 WIB
Medan - Kopi tiam yang satu ini merupakan salah satu kedai kopi yang cukup populer di kota Medan. Racikan koffie-nya mantap dengan camilan unik seperti Roti Teloer Salju dan Salad Popiah yang krenyes enak. Bercelana pendek pun tak masalah, karena suasana kopi tiam ini dibuat santai bagaikan di rumah sendiri.

Salah satu kedai kopi yang cukup populer di kota Medan adalah Kopi Tiam Ong yang terletak di Jl. Dr Mansyur. Sungguh beruntung saya dapat mengunjungi Kopi Tiam Ong beberapa waktu lalu. Bangunan jadoel berdaun jendela yang di cat hijau dan putih krem layaknya rumah tempoe doeloe menjadi ciri khas Kopi Tiam Ong. Pagi hari dan saat-saat menjelang sore rupanya menjadi saat-saat paling ramai kopi tiam ini dikunjungi.

Saat melenggang masuk sayup-sayup terdengar alunan lagu-lagu jadoel seperti 'Why Do You Love Me' yang disajikan dengan alunan musik keroncong. Ramuan lagu keroncong yang cukup unik ini sesaat membawa saya ke jaman tempoe doeloe. Apalagi ditambah suasana jadoel yang cukup kental seperti lantai keramik bermotif, tiang-tiang putih tinggi, jendela-jendela kayu, dan lampu-lampu yang terbuat dari sangkar burung menggantung tinggi di langit-langit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budaya minum kopi yang masih kental di kota Medan, Sumatera Utara memang memicu kehadiran banyak kopi tiam alias kedai kopi di kota ini. Sebenarnya sebutan kopi tiam berasal dari bahasa Hokkien yang dibaca Ka Fe Tian oleh masyarakat peranakan jaman dulu. Biasanya di pagi hari beberapa kedai kopi sudah dipenuhi pengunjung yang ingin mengawali pagi dengan secangkir kopi. Kopi tiam sendiri menyajikan kopi-kopi racikan tradisional dan menggunakan alat-alat tradisional pula dalam menyeduh kopi.

Layaknya kopi tiam pada umumnya, sajian kopi menjadi sajian yang utama di Kopi Tiam Ong. Tak jauh dari sana ada tempat bagi para barista yang saat itu sibuk meracik kopi. Tak heran jika aroma kopi yang harum sesekali menggelitik hidung.

Beberapa jenis kopi rekomendasi Ong dapat ditemukan di flyer yang ada di atas meja, yaitu Kopi Toebroek, Kopi Ong Klasik, Kopi Ong Klasik Krim Soesoe, atau Iis Kopi Ong Madoe Klasik. Selain itu ada Kopi Taloea (kopi tradisional Bukittinggi dengan telur), Kopi Bajigoer, Kopi Berempah (kopi tradisional dengan rempah), Iis Kopi Kotjok alias ice coffee blended, Iis Kopi Doerian Kotjok, dan masih banyak lainnya. Semua harga kopi yang ditawarkan tak lebih dari Rp 14.545,00 per gelas.

Kalau tak suka kopi jangan khawatir, sebab di kopi tiam Ong juga ditawarkan aneka macam teh dan minoeman lain. Ada Teh Tarikh, Teh Soesoe Tjap Nyonya, Teh Tie Kuan Yien (teh Cina yang disajikan dengan teapot), Iis Cokelat Berempah, dan aneka tjoes buah (jus buah). Untuk temannya tinggal pilih saja mau makanan yang agak berat atau cuma camilan ringan.

Berhubung saya datang sore hari saya pun melewatkan menu-menu yang cukup berat seperti Nasi Goreng Belatjan Ong atau Mee Goreng Njonja. Roti bakar, pisang goreng, pao, dan selat popiah sepertinya lebih menarik perhatian saya. Sehingga untuk menemani segelas Iis Kopi Alpoekat Kotjok dan Teh Tarik, saya juga memesan seporsi Roti Teloer Salju dan Salad Popiah.

Sore itu beberapa meja marmer bundar tersebar di kedai kopi hampir penuh terisi. Saat mengedarkan pandangan sebuah papan di dinding bertuliskan "Filosofi Kopi Tiam Ong" yang digagas oleh sang pemilik Ong Sun Ching (1968) menarik perhatian saya. Disana tertulis "Minum Cangkir Pertama sebagai Orang Asing, Cangkir Kedua sebagai Teman, dan Cangkir Ketiga sebagai Saudara". Ini menandakan kopi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian masyarakat di kota ini.

Minuman datang dalam gelas tinggi dengan penampilan yang cukup menggoda. Teh Tarikh berwarna kuning oranye sedikit mirip dengan teh Thai. Rasanya pas, tidak terlalu manis dengan sensasi teh yang masih terasa di lidah. Sedangkan Iis Kopi Alpoekat Kotjok sendiri cukup istimewa, minuman ini terdiri dari campuran kopi dan alpukat plus satu scoop es krim kopi bagian atasnya. Slurpp... unik, enak, dan suegerrr!

Roti Teloer Salju seharga Rp 12.272,00 yang jadi pendamping juga tampil unik. Sajian ini berupa satu lembar roti yang di-toasted dan diatasnya diselimuti telur dengan topping parutan keju. Pembuatannya sendiri cukup unik karena memisahkan putih telur yang dikocok terlebih dahulu sehingga bisa tampil cantik di atas permukaan roti. Saat diiris dengan pisau, di bagian bawah telur saya menemukan kejutan lain berupa butter yang memberi sensasi gurih sehingga tidak menimbukan rasa eneg saat menyantap roti ini.

Sedangkan salad popiah tampil bergaya Thai, memakai balutan tepung beras. Didalamnya ada isian sayuran seperti irisan wortel, pepaya, nanas, dan udang. Perpaduan manis dan gurih yang enak dan curnchy. Jika ingin sensasi pedas tinggal mencocolkan popiah dengan sambal botol yang sudah disediakan. Krenyes... krenyes enak!

Saat akan membayar saya baru sadar jika meja kasirnya menggunakan meja mesin jahit, mirip milik nenek saya dulu. Wah wah...! Jika kembali ke Medan pastinya Kopi Tiam Ong bakal kembali menjadi persinggahan saya, karena minoem koffie disini benar-benar mantap dengan suasana bagaikan di rumah sendiri.

Kopi Tiam Ong
Jl. Dr Mansyur No.39
Medan, Sumatera Utara
Telp: 0622-821 1335


(dev/gst)

Hide Ads