Blue Elephant: Masakan Thai Klas Raja

Blue Elephant: Masakan Thai Klas Raja

- detikFood
Rabu, 18 Mei 2011 11:13 WIB
Jakarta - Deja vu? Bukankah restoran ini bernama Blue Erawan? Kok sekarang menjadi Blue Elephant?

Ternyata, ini hanya masalah kekisruhan legalitas. Blue Elephant Restaurant yang berdiri di London sejak tahun 1980 dan kemudian membuka cabang di berbagai kota dunia, ternyata heran ketika bermaksud membuka cabang di Jakarta. Lho, kok sudah ada resto lain dengan nama sama?

Terpaksalah resto ini kemudian untuk sementara membuka pintu dengan papan nama Blue Erawan. Untungnya, setelah beberapa tahun melakukan pendekatan, nama Blue Elephant pun akhirnya berkibar di restoran dengan lokasi di jantung ibukota kita. Senama dengan saudara-saudaranya di London, Paris, Lyon, Bangkok, Brussels, Copenhagen, Dubai, Beirut, dan Malta.

Perintis Blue Elephant adalah Nooror Somany Steppe, seorang chef cantik dari Thailand. Sejak awal Nooror sudah mematok harga mati untuk sajian di restorannya: tanpa MSG, royal Thai cuisine (sajian ningrat Thai). Setting-nya pun fine dining, dengan elemen hias Thai yang cantik dan mewah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jangan heran bila di Blue Elephant ini Anda akan menemukan sajian yang tidak umum ditemukan di restoran Thai lainnya. Tentu saja ada sup tom yam koong favorit Anda di sini. Tetapi, saran saya, cobalah sup yang lain: tom saeb (Rp 45 ribu). Ini adalah sup asam-pedas dengan daging sapi - kuliner tradisional dari Thai Utara. Kuah asam-pedasnya mirip tom yam, tetapi dengan tendangan rasa dan citarasa daun jeruk purut yang sungguh indah. Daging sapinya dipotong kubus kecil, empuk dan lembut. Mak nyuss! Sup ini sungguh menjadi kejutan awal dari rangkaian sajian yang saya cicip.

Untuk appetizer, Chef Tony sudah menyiapkan Pearls of the Blue Elephant (Rp 60 ribu). Ini adalah melange dari berbagai jenis hidangan pembuka khas Thai: sate ayam, salad soun, siomay kepiting, thod mun pla (perkedel ikan), dan thod mun goong (perkedel udang). Ada empat macam saus yang mendampingi: sambal kacang, saus nenas, saus plum, dan remukan kacang tanah dalam saus asam-pedas.

Hidangan pembuka lain yang juga disarankan di sini adalah foie gras with tamarind sauce (Rp 125 ribu, sebuah sajian yang sungguh istimewa dan unik), eggplant salad with truffle oil (Rp 45 ribu), atau miang kham (Rp 35 ribu).

Kami juga "dikirimi" yamma muang (salad mangga muda) dengan beberapa ekor udang rebus dan semacam krupuk ikan yang sangat renyah - terbuat dari hipio (perut ikan) yang digoreng. Istimewa!

Main course yang dihidangkan ternyata terlalu banyak - sekalipun kami menghabiskannya berdua. Diawali dengan spaghetti hitam (spaghetti-nya dibuat dengan "tinta" cumi) asam-pedas dengan udang dan cumi. Hidangan istimewa ini sungguh mengesankan. Untuk menyantap steamed jasmine rice yang harum, lauknya adalah: kepiting soka goreng, ikan goreng basil, dan ayam kari hijau. Seperti kita ketahui, masakan Thai mengenal tiga jenis kari: merah, kuning, dan hijau. Uniknya lagi, disajikan roti canai untuk mencocol kuah kari ayam yang gurih ini.

Alhasil, kami tidak mampu lagi "menghadapi" desserts yang sebetulnya sungguh melambai-lambai. Artinya? There will always be a next time. Siapa takut? Blue Elephant akan selalu membuat kita rindu kepada masakan Thai. (Bondan Winarno).

Blue Elephant
Royal Thai Cuisine
Jl. Cut Meutia 2
Jakarta Pusat
021 3150980
www.blueelephant.com

(eka/Odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads