Bukan lantaran rindu ingin menyantap hidangan khas Jawa makanya kami bertandang ke restoran yang satu ini. Udara yang cukup gerah kemarin siang saat melintas di Jl. Tanah Abang II, Jakarta Pusat membuat kami tiba-tiba memperlambat mobil.
Tulisan 'Pondol' alias Pondok Es Cendol yang ada di sebuah bangunan seketika menarik perhatian kami. Wah bayangkan manis segar es cendol yang membasahi tenggorokan sangat menggoda..dingin-dingin manis..slurpp... Pikiran yang sama membuat kami memutuskan untuk rehat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan.
Bangunan ruko ini tampak biasa saja, namun setelah melangkah masuk hembusan AC seketika mengademkan tubuh. Belum lagi suasana restoran yang apik dengan kursi-kursi putih yang ditata di sisi kanan. Di sisi kiri ada station tempat emracik dan menyiapkan makanan, Komplet dengan jejeran foto-foto makanan sangat menggoda yang menempel di dinding.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah mengamati buku menu, ternyata tak hanya sekedar es cendol. Deretan makanan khas Jawa seperti Nasi Gudeg, Timlo Solo, Kupat Tahu Magelang, Nasi Terik, dan masih banyak lainnya. Wah, kami yang sebenarnya hanya ingin memesan cendol pun jadi berubah pikiran. Apalagi harga yang ditawarkan restoran ini tak mahal hanya sekitar Rp 2000,00-Rp 17.000,00 saja.
Akhirnya Kupat Tahu Magelang dan Timlo Solo pun dipesan bersama dengan Es Cendol. Yang membuat saya cukup terkesan di buku menu tertulis bahwa cendol dibuat menggunakan daun suji asli dan sirupnya dibuat menggunakan 100% gula asli. Sedangkan untuk es batunya dibuat sendiri oleh restoran ini dengan menggunakan air matang. Wah wah... tampaknya saya tidak salah pilih restoran!
Tak perlu menunggu lama Es Cendol pun datang terlebih dahulu. Tidak menggunakan gelas seperti biasa melainkan dalam mangkuk putih mungil. Cendolnya berwarna hijau alami dengan harum gula dan es yang diserut menjulang. Yang saya suka manisnya gula tak berlebih hingga tak bikin tenggorokan seret dan harum daun suji lamat-lamat tercium.
Meskipun restoran ini sederhana namun tampilan hidangannya cukup apik ditata. Kupat Tahu Magelang tampil dengan garnish berupa cabai rawit merah utuh. Isinya ada tauge, irisan kol, kupat, tahu, dan gimbal udang.
Berbeda dengan kupat tahu aslinya yang tidak memakai gimbal. Tetapi sausnya encer dengan campuran kacang yang tidak begitu banyak. Mirip dengan kupat tahu asli magelang. Aroma bawang putih yang cukup terasa dengan gerusan kacang sangat serasi dengan lembutnya tahu. Huah.. huah pedas, gurih dengan semburat manis. Sesekali saya pun menyeruput es cendol untuk meredam rasa pedas.
Rupanya Timlo juga berhasil memuaskan selera teman saya. Hidangan khas Solo ini tak laina dalah sup ringan. Isinya terdiri dari cincangan ayam yang cukup besar, soun, setengah iris telur kecap, irisan ati ampela dan beberapa risol mini. Sekali hirup terassa kuah kaldunya yang ringan dengan jejak kuat aroma ayam yang gurih. Selingan rasa manis dari hati dan ampela serta telur kecapnya membuat harmoni rasa yang enak di lidah. Uenak tenan!
Tak sadar kami telah menghabiskan waktu cukup lama di restoran ini lebih dari pada yang kami bayangkan. Suasana yang tadinya sepi pun sudah berubah jadi ramai oleh pengunjung yang kebanyakan berkantor di dekat restoran ini untuk makan siang.
Lain kali saya pun tak berkeberatan untuk kembali ke sini, sebab masih banyak menu lainnya seperti Selat Solo, Lotek, dan Sate Wates yang belum sempat saya cicipi.
'Pondol', Pondok Es Cendol
Jl. Tanah Abang II No.109 C-D
Jakarta Pusat
Telp: 021-3861382
Jam Buka: 09.00-21.00 kecuali Minggu s/d 17.00 (Rabu Tutup)
Jl. Muwardi 1/23 Grogol
Jakarta Barat
Telp: 021-5634358
(eka/Odi)