Ke Diwek Menebus Seporsi Rujak Cingur

Ke Diwek Menebus Seporsi Rujak Cingur

- detikFood
Senin, 27 Jul 2009 14:16 WIB
Jakarta - Rujak yang memakai irisan hidung dan bagian pipi sapi ini memang khas Jawa Timur. Rasanya tak bisa ditandingi dengan rujak manapun. Kinyil-kinyil dengan lumuran bumbu petis yang pedas gurih manis plus campuran sayuran yang krenyes-krenyes. Pokoke uenak poll!

Rasa unik itulah yang selalu membuat saya kangen berat. Selain sedap racikan rujak ini juga sehat karena memakai campuran sayuran. Karena itulah waktu melintasi jalan Cinere Raya saya tak bisa menghindari Warung nDiwek yang ada di sisi kiri jalan.

Nama Diwek memang sering jadi olok-olok para pemain Srimulat karena pak Asmuni salah satu pemainnya berasal dari daerah ini. Diwek merupakan nama kecamatan di kabupaten Jombang, Jawa Timur. Di daerah ini terdapat pondok pesantren Tebuireng dan pabrik gula Tjoekir. Karena itu tidaklah ndeso banget!

Warung ini sederhana, memiliki meja panjang dengan kursi kayu sederhana. Tak ada pelayan yang mondar-manidr. Pelayan hanya muncul dari sisi kanan yang merupakan dapur warung ini. Kalau perlu bantuan pelayan tinggal pencet bel saja. Lha yang ini jelas bukan asli Diwek!

Sesuai dengan nama warungnya, makanan khas Jawa Timurlah yang jadi andalannya, Tahu Tek, tahu Campur, tahu Telur dan Rujak Cingur. Ya, tanpa basa-basi langsung seporsi rujak cingur dan tahu campurpun saya pesan. Melihat jajaran kaleng kerupuk yang berisi kerupuk kanji putih, rasanya tak sabar lagi pengin cepat-cepat mencocolnya dengan sambal rujak cingur!

Menunggu sekitar 10 menit, tahu campur pun disajikan hangat dalam piring cekung. Kerupuk kanji menutupi hampir setengah permukaan piring. Isinya mi kuning, irisan daun selada, tahu dan kuah kuning berisi potongan daging. Seperti lazimnya tahu campur, sambal petisnya ada di bagian bawah. Jadi perlu diaduk-aduk merata baru bisa disuap!

Wah, rasanya gurih-gurih sedikit manis. Dagingnya empuk dan tahunya juga lembut. Hanya sayang waktu saya bolak-balik isi piring, tak saya temukan si lento, perkedel singkong yang jadi ciri khas tahu campur Surabaya. Hmm.. lumayan juga buat menebus rasa kangen.

Karena perlu diuleg satu persatu maka rujak cingur hadir belakangan, juga dalam piring cekung. Dulunya saya mengira porsinya akan cukup besar tetapi ternyata tidak, porsinya sedang saja. Warna saus yang kehitaman dan kental menutupi seluruh permukaan racikan rujak ini.

Saus hitam ini karena pemakaian petis udang yang khas Surabaya. Sambal rujak ini juga diberi pisang batu sehingga terasa krenyes-krenyes. Isinya selain potongan cingur (hidung sapi) juga ada kangkung, tauge, timun, bengkuang dan mangga muda.

Kelezatan rujak cingur memang terletak pada sambal atau sausnya, tidak boleh pelit tetapi justru harus berlimpah agar semua sayuran bisa terbalut saus saat dimakan. Suapan pertama langsung terasa harmoni asa pedas, gurih dan manis yang berimbang di mulut diselingi krenyes-krenyes pisang batu.

Bukan hanya itu, cingur sapinya lumayan lembut sehingga mudah dikunyah. Tentu saja limpahan sambal yang kehitaman tak saya sia-siakan. Kerupuk kanji putihpun saya cocolkan pada sambal ini sehingga rasanya gurih, pedas manis. Wah uenake rek! Β  Seporsi rujak cingur olahan orang Diwek pun jadi makan siang yang pas. Harganya juga tak mahal Rp 13.000,00 untuk rujak cingur dan Rp 10.000,00 untuk seporsi tahu campur. Dari pada ngiler membayangkan rujak cingur, mendingan mampir saja ke warung nDiwek ini!

Waroeng nDiwek
(Masakan Jawa Timur)
Jl. Raya Cinere No.7
Jakarta Selatan
Telp: 021-68105445
Pesanan: 021-75913759


(dev/Odi)

Hide Ads