Berbuka Dengan Nasi Bebek Nyam..Nyam..!

Berbuka Dengan Nasi Bebek Nyam..Nyam..!

- detikFood
Kamis, 11 Sep 2008 11:30 WIB
Jakarta - Jangan harap Anda menemukan ayam goreng, empal atau sate kambing di restoran ini, karena semua sajian di resto ini adalah bebek. Ya, mulai dari bebek goreng, kremes, bakar, balado hingga pepes bebek dapat Anda nikmati. Pokoknya jangan ngaku penggemar bebek kalau belum ke sini!

Sudah sejak beberapa bulan yang lalu teman saya yang pencinta bebek mengincar resto Bebek Ginyo yang berada di daerah Tebet ini. "Penasaran nih dengan bebek Ginyo katanya sih enak," ujarnya teman saya di ujung telepon Jumat pekan lalu. Selain tempatnya tak jauh, saya yang juga pencinta bebek ini pun jadi membayangkan berbuka puasa dengan bebek. Hmm.. rasanya boleh juga!

Jam 5 teng, saya telah meluncurkan mobil menuju arah Tebet. Untunglah saat itu Mampang yang biasanya super macet sore itu agak lengang oleh kendaraan, namun setelah memasuki Jl. Tebet Utara Dalam kendaraan pun mulai padat merayap. Ya, tak heran karena di kiri dan kanan sepanjang jalan ini dipenuhi oleh distro yang saat itu cukup ramai pengunjung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun belum jam berbuka puasa, namun restoran telah cukup padat. Terbukti kursi-kursi baik di yang berada di dalam maupun di halaman luar resto nyaris telah terisi penuh. Di tengah ruangan, sebelum memasuki area dalam resto mata saya pun melirik jejeran makanan yang tersusun rapi dalam wadah-wadah. Hmm... rupanya di'Nasi Bebek Ginyo' ini makanan disajikan ala prasmanan.

Menurut teman saya resto ini masih belum lama berdiri yaitu sekitar Mei 2007 lalu. Resto ini seperti rumah yang disulap menjadi restoran, dimana kursi-kursinya terbuat dari kayu dan beberapa berbentuk bulat jadoel mirip seperti yang ada di rumah nenek saya. Di dinding juga terdapat aneka hiasan iklan koran jadoel, seperti wayang Ciung Wanara, Rek Apie, juga ada radio transistor, kipas angin jadoel dan masih banyak lainnya.

"Mumpung belum ramai yuk... kita ambil makanannya sekarang saja agar leluasa memilih," ujar teman saya mengomando kami untuk segera mengambil hidangan. Di resto ini disediakan dua macam nasi, yaitu nasi uduk dan nasi biasa yang bisa diambil sesuka hati.

Kemudian tibalah saya pada meja prasmanan yang berisi aneka jenis bebek dengan ukuran yang cukup besar dari bebek balado, bebek cabai ijo, goreng, bakar dan kremes yang ditaruh dalam wadah stainless dengan penghangat di bawahnya. Sedangkan dibagian atas terdapat menu lainnya seperti tempe dan tahu yang dibacem atau digoreng, pepes bebek yang dibalut daun pisang, ati ampela bebek yang ditusuk seperti sate, sayur urap, perkedel, dll.

Di dinding belakang kasair terdapat papan besar hitam yang berisi daftar menu dan harga setiap makanan, yang menunjukkan kesemua jenis hidangan bebek tersebut dibandrol seharga Rp 16.000,00. Sedangkan tempe dan tahu rata-rata berharga Rp 2.500,00 - Rp 3.000,00.

Setelah memutuskan mengambil nasi putih beserta lauknya, bebek balado yang terlihat merah menggoda, tempe dan tahu goreng. Sedangkan kedua teman saya memutuskan mengambil bebek goreng dan bakar. Di bagian depan dekat kasir juga disediakan aneka lalapan dan sambal serta telur asin. Saya yang penyuka pedas menambahkan lalapan dan sambal mangga sebagai pelengkap. Untuk pelepas dahaga kami juga memesan es jeruk, es lechy, dan segelas teh hangat.

Tak lama, beduk maghrib berkumandang Alhamdulilah... Wah, meskipun bedug berkumandang antrian prasmanan tidak juga menyurut, malah semakin panjang saja. Untunglah kami sudah mengambil makanan terlebih dahulu.

Bebek balado saya tampil dengan berbalut cabai yang digerus kasar dengan warna merah menyala yang sayangnya tidak pedas. Ukuran bebek ini cukup besar, membuat saya menduga bahwa ini adalah menthok bukan bebek sawah biasa.

Hal tersebut dikuatkan ketika menyantapnya, kulitnya cukup tebal dan berlemak cukup banyak. Meskipun begitu tanpa diduga hmm... dagingnya empuk. Saya sama sekali tidak mengalami kesulitan untuk menyobek dan mengunyah dagingnya. Baunya pun tidak amis, saya rasa inilah yang menjadi keunggulan bebek Ginyo ini.

Mungkin bagi sebagian orang yang menyukai begor gagrak Suroboyoan yang kering dan gurih, bakal kurang suka menyantap bebek goreng ala Ginyo ini. Begornya tampil berwarna kecokelatan namun tidak digoreng kering. Sedang untuk keempukan daging bebek rasanya bebek Ginyo ini memang tidak perlu diragukan lagi.

Sayangnya jika Anda penyuka pedas pastilah sambal cabai hijau maupun sambal mangga di restoran ini akan terasa kurang nendang. Saya yang terbiasa menyantap begor dengan berlelehan keringat, kali ini hal itu tidak terjadi. Iseng, saya pun menambahkan sambal dalam wadah yang ada di atas meja, wah... seketika rasa pedas menyeruak menambah nikmat sang bebek.

Hmm.. ternyata sambal yang diatas meja lebih ampuh pedasnya! Ada dua mangkuk berisi sambal, yang satu sambal cabai goring agak manis dan yang satu lagi (yang saya comot) berupa sambal rawit merah yang pedas. Sebagai penutup kami pun menyeruput segelas es lecy dan es jeruk yang suegerrr...

Mau berbuka dengan menu bebek juga nanti sore? Silahkan saja mampir ke Nasi Bebek Ginyo yang ada di bilangan Tebet Dalam Utara ini. Nah, para pencinta bebek tunggu apa lagi!

Nasi Bebek Ginyo
Jl. Tebet Utara Dalam No.12
Jakarta Selatan
Harga makanan: Rp 2.500 - Rp 16.000,00
Telp: 021-829 2343

(dev/Odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads