
Jakarta - Sore hari biasanya saya lewatkan dengan 'ngemil' martabak telur yang banyak dijual di gerobak dorong di pinggir jalan. Kali ini saya mendapat tantangan buat mencicipi martabak khas Sumatera Barat. Maka sore itu kami menuju daerah Tebet, Jakarta Selatan. Ternyata martabak Sumbar ini tidak dijual di gerobak tetapi di sebuah rumah makan 'Martabak Kubang'. Di depan pintu sudah tercium aroma harum kari bercampur gurih lemak yang berasal dari wajan martabak dan roti cane. Hmm... mirip-mirip aroma rumah makan India! Ya, tidak salah lagi, kuliner Sumbar memang mengadaptasi kuliner kaum pedagang dari India di masa lampau.Tak tanggung-tanggung kami segera memesan Martabak Kubang Spesial yang terbuat dari 3 telur, seporsi roti cane plus kari kambing. Tak sampai 10 menit sepiring martabak Kubang tersaji hangat mengepul di meja. Bentuknya persis seperti martabak yang lain, segi empat dan dipotong-potong berikut sausnya dalam mangkuk kecil. Martabak berwarna semburat kemerahan bercampur gosong kecokelatan segera menebarkan aroma harum sekali! Saat mencicipi saus cokelat yang encer terasa dominan rasa kecap, ditambah irisan tipis tomat merah, bawang Bombay dan cabai rawit. Rasanya? Manis, asin, pedas dan segar. Konon racikan saus inilah yang bikin orang ketagihan. Teman saya dengan cekatan menunjukkan cara menyantapnya. Sepotong martabak yang masih hangat itu ditaruh piring dan diguyur 2-3 sendok makan saus. Setelah dibiarkan sesaat rasa saus akan meresap dan martabak jadi agak lembek. Saat sampai di mulut, wouw...pedas, gurih, sedikit manis. Isinya pedas dan kulitnya 'krenyes-krenyes'. Enak pisan! Kalau martabak telur biasa diisi daging cincang plus irisan daun bawang maka martabak Kubang ini diisi rendang daging yang diiris halus berikut bumbunya lalu dikocok bersama campuran telur bebek dan telur ayam. Rasa kulit yang gurih renyah dengan isi yang pedas harum inilah yang memikat. Tak terasa saya sudah menelan 4 potong martabak! Untung ada jus mentimun yang dingin adem, sedikit meredam rasa pedas menggigit di lidah. Rasa pedas tak membuat orang kapok tetapi justru ketagihan. Buktinya omset penjualannya mencapai 500 martabak dalam sehari. Selain itu, Martabak Kubang ini menerima pesan antar dengan limit Rp 50.000,00.Babak kedua, kami mengalihkan sasaran ke roti cane dan kari kambing. Roti cane ini merupakan jenis 'flat bread' alias roti tanpa ragi. Jadi tak bakalan 'mentul-mentul' empuk seperti roti manis atau roti tawar yang beragi. Roti pipih gaya India ini terbuat dari tepung terigu, mentega dan air. Setelah adonan dibentuk pipih, dimasak di atas wajan datar hingga berwarna kuning kecokelatan. Lapisan lemak mentega membentuk guratan-guratan adonan yang berlapis-lapis. Saat menyajikan, roti cane diurai hingga serpihan lemak dan aromanya sangat gurih menggelitik hidung. Cara makannya, persis seperti makan kari India, cuil sedikit demi sedikit Roti Cane lalu celupkan ke dalam kari kambing. Rasa gurih roti cane sangat pas dengan rasa pekat pedas kari kambing yang berkuah kental. Supaya lebih asyik, sayapun menyapukan sepihan roti pada kuah pekat kari di keliling piring hingga bersih tandas...hmm..sedap sekali! Rasa pedas kari kambing sedikit terhapus dengan rasa gurih roti cane. Kalau sedang musuhan dengan kambing, rumah makan yang berdiri sejak tahun 1988 ini juga menyediakan Kari Ayam. Dulunya saya menyangka kalau nama 'Kubang' itu karena martabak direndam kuah seperti dalam kubangan. Tetapi setelah bertanya pada pak Elvi Agus pengelolanya, barulah saya tahu. Nama Kubang diambil dari sebuah nama desa di daerah Payakumbuh, Sumatera Barat, tempat kelahiran Bapak Hayuda Yusri Darwis si empunya resep asli. Semua bumbu dari menu yang tersedia merupakan hasil karya Bapak Hayuda. Di Padang sendiri, rumah makan Martabak Kubang yang berdiri sejak tahun 1971 berada di Jln. Prof Yamin SH No. 138 B, Padang-Sumbar. Dan untuk menciptakan cita rasa yang sama dan menampilkan ciri khas daerah Kubang, semua bumbunya dikirim langsung dari Kubang. Pantas saja racikan bumbunya sangat 'berani' dan mantap. Untuk menemani martabak dan kari yang hot ada berbagai minuman yang manis. Seperti es Tebak alias es cendol Sumbar, yang terbuat terbuat dari tepung beras. Atau Teh Telor, yang merupakan campuran teh, gula dengan telur ayam mentah yang diaduk dalam satu gelas. Karena dikocok dengan teh dengan panas dan kepekatan yang pas, tidak terlacak lagi aroma anyir telur tetapi justru gurih dan manis! "Pernah saya ajak teman-teman dari Australia untuk mencicipi teh telor ini, dan mereka menyebut teh telor ini sebagai The Real Cappucino", ujar Pak Elvi Agus, keponakan Bapak Hayuda. Kalau bosan dengan martabak, Rumah Makan Martabak Kubang dengan kapasitas sekitar 35 orang ini juga menyajikan masakan lain, seperti Sate Padang, Nasi Goreng, Mie Goreng, Otak-Otak, Kuah Kari Kambing Atau Ayam yang terjual terpisah dengan Roti Cane, Es Jus Ketimun, serta aneka macam minuman soda yang dicampur dengan susu atau dengan telur. Mengenai harga jangan khawatir, seakan tak terpengaruh dengan kenaikan BBM, harga di rumah makan ini relatif terjangkau oleh siapapun. Untuk Martabak Super 3 telur hanya Rp 24.000,00 Martabak Spesial 2 telur Rp 19.000,00 dan Martabak Biasa 1 telur Rp 12.000,00. Untuk Roti Cane Kari Kambing Rp 20.000,00 sedangkan Roti Cane Kari Saus Kecap Rp 10.000,00. Teh Telor Spesial Rp 9000,00 dan Es Tebak Rp 7000,00. Buka dari pukul 11.30-24.00, Martabak Kubang ini membuka cabangnya di Jln. Raya Kalimalang No. 14B-Jaktim, Jln. Biak Roxy-Jakpus dan Jln. Raya Margonda-Depok.Martabak KubangJalan Dr. Saharjo no. 98Jakarta SelatanTelp. (021) 8295328
(ely/)