Jakarta - Sejak 6 tahun lalu saya menetap di Faisalabad, Pakistan karena saya menikah dengan pria setempat. Awalnya saya berpikir sebagai sesama negara muslim, mungkin tradisi lebaran tidak akan berbeda jauh, ternyata dugaan saya meleset jauhh. lebaran disini jauh dari kesan perayaan, tidak ada takbiran, tidak ada sibuk masak-masak 2-3 hari sebelum Hari Raya, sepiiiii. Sajian lebaran khas mereka hanya "Saviyan Doodh", yaitu sejenis bihun kering disiram susu panas ditambahkan gula ditaburi remahan kacang almond. Sebagai pencinta kuliner dan sebagai orang Indonesia yg suka makan, saya tidak menyerah dengan keadaan, akhirnya saya pindahkan tradisi sajian lebaran ala Indonesia ke rumah saya, sajian poko yg saya masak setiap tahun adalah Opor ayam telur, Sambel goreng ati, semur dan lontong. karena sudah mendapatkan daun pisang maka saya buat lontong dengan plastik. Saya masih berusaha mendapatkan daun kelapa supaya ketupat bisa terhidang dimeja makan tapi nihil...hiks :(.
Akhirnya sejak 4 tahun belakangan sajian lebaran ala Indonesia selalu hadir di meja makan saya, Alhamdulillah suami dan mertua sangat suka lontong opor dan sambel goreng hati, kalau semur mereka suka tp tanpa lontong karena katanya daging kok manis heheh...
Orang Pakistan suka camilan yang manis-manis, jadilah Putri salju dan nastar saya laku keras, kastangel ada diurutan akhir untuk di comot.
Demikianlah cerita saya seputar hidangan favorit saat lebaran dirantau.
Salam hangat dari Pakistan.
(gls/gls)