Sering Memberi Hadiah Makanan untuk Anak? Ini Efek Negatifnya

Sering Memberi Hadiah Makanan untuk Anak? Ini Efek Negatifnya

Lusiana Mustinda - detikFood
Selasa, 20 Jun 2017 17:24 WIB
Foto: iStock
Jakarta - Makanan seringkali jadi hadiah buat anak setelah melakukan sesuatu. Padahal hal ini akan pengaruhi emosi anak terkait dengan makanan.

Lalitha Taylor, juru bicara 'Dietitians of Canada' mengatakan bahwa perilaku anak terhadap makanan dipelajari sejak awal kehidupan. Taylor mengatakan bahwa orang tua dapat mengatur anak mereka untuk mendapatkan hubungan yang sehat dengan makanan dengan menghindari kebiasaan tertentu.

Sering Memberi Hadiah Makanan untuk Anak? Ini Efek NegatifnyaFoto: Efek negatif memberi hadiah makanan pada anak (iStock)


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketika kita mulai menggunakan makanan untuk keperluan selain memenuhi kebutuhan gizi, ini bisa mengajari anak-anak kita untuk mengasosiasikan makanan dengan perilaku tertentu," jelas Taylor seperti dikutip dari Global News (15/06).

Baca juga: Hadiah Kecil Terbukti Mendorong Anak Menyukai Makanan Sehat

"Jadi, misalnya jika saya melakukan sesuatu yang baik, seperti mencuci piring makanan saat makan malam atau dapat nilai bagus, saya akan mengaitkannya dengan memberikan hadiah berupa es krim atau yang lainnya. Selain prestasi, ini juga berpengaruh terhadap suasana hati saat kecewa dengan menikmati cokelat," ungkap Taylor.

Hal yang sama juga terjadi pada anak-anak, ketika kita mulai mengasosiasikan perilaku tertentu dengan hadiah kita mulai merasa bahwa makanan dapat membuat bahagia dan menjadi hadiah ketika sudah melakukan sesuatu yang baik.

Taylor mengatakan, hal ini membuat anak-anak menjauh dari makanan intuitif atau makan saat mereka merasa lapar. Ini juga bisa membuat mereka ingin makan secara emosional.

Sering Memberi Hadiah Makanan untuk Anak? Ini Efek NegatifnyaFoto: Emotional eating bisa terjadi pada anak (iStock)


Emotional eating atau makan secara emosional merupakan pola makan yang dilakukan seseorang bukan untuk kebutuhan fisiologis, melainkan karena faktor emosi yang sedang dirasakan.

Baca juga: Dengan Berlomba dan Diberi Hadiah Anak Lebih Mudah Konsumsi Sayuran dan Buah

Peneliti psikologi dari Aston University memperlajari berbagai praktik pemberian makanan orang tua terhadap anak-anak berusia 3-5 tahun untuk mengeksplorasi pengaruh penggunaan makanan sebagai hadiah. Kemudian mereka dievaluasi 2 tahun kemudian.

Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak cenderung makan secara emosional pada usia 5-7 tahun jika orang tua mereka menggunakan lebih banyak makanan sebagai hadiah.

Untuk menghindari hal ini, Taylor merekomendasikan untuk mengganti penghargaan makanan dengan jenis hadiah lainnya. Seperti stiker, perjalanan ke kebun binatang ataupun mainan. (msa/odi)

Hide Ads