Bayi bernama Lucas ini hanya seberat 4 kg saat meninggal. Padahal berat bayi normal di usianya sekitar 8 kg. Hasil penyelidikan menunjukkan Lucas alami dehidrasi dan malnutrisi karena pola makan bebas gluten yang diterapkan orangtuanya.
Dikutip dari Daily Mail (16/5), ketika diautopsi perut Lucas bahkan didapati benar-benar kosong. Kedua orangtuanya juga dilaporkan tidak mencari pertolongan medis saat anaknya kritis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Tidak ada satupun dokter yang memegang catatan medis tentang Lucas dan badan perlindungan anak tidak mengetahui soal ini," lanjut jaksa. Iapun menyalahkan orangtua Lucas yang membawa bayinya ke dokter homeopati, bukan rumah sakit terdekat saat Lucas kelaparan.
Dalam persidangan, orangtua Lucas membela diri. Ayahnya, Peter S berujar, "Kami tidak pernah membawa Lucas ke dokter karena kami tidak mendapati hal tak biasa terjadi padanya."
Sementara ibu Lucas, Sandrina V berurai air mata saat menjelaskan, "Kadang berat badan Lucas bertambah sedikit, kemudian berkurang sedikit. Kami tidak pernah berharap anak kami meninggal."
![]() |
Pengacara keduanya mengatakan orangtua Lucas menduga bayinya alami gangguan makan. "Lucas alami kram setiap diberi botol susu dan orang tuanya mencari alternatif dengan memberi jenis susu lain bebas gluten," lanjutnya.
Hal ini dianggap jaksa penuntut umum sama dengan mengabaikan secara sengaja asupan makanan untuk Lucas. Sementara menurut dokter anak Elisabeth De Greef dari University Hospital of Brussels, memberi susu quinoa pada bayi adalah hal terlarang.
![]() |
Hingga kini persidangan soal Lucas masih terus berlanjut. Hakim ketua akan memberi keputusannya pada 14 Juni mendatang. (lus/odi)