Menurut International Journal of Obesity, gen terkait obesitas disebut FTO (Fat mass and obesity-associated gene). Saat melihat iklan makanan, anak akan lebih mungkin mengemil apa yang diiklankan bahkan saat mereka kenyang. Ini karena pengaruh gen tersebut.
'Banyak orang bertanya mengapa mereka tidak bisa menghindari brownies padahal temannya bisa,' ungkap Diane Gilbert-Diamond, pengarang dan asisten profesor Epidemiology di Dortmouth Collage di Lebanon, New Hampshire, seperti dikutip dari Reuters (2/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: GettyImages |
Hal tersebut bisa karena perbedaan individu dan responsnya pada makanan. Banyak orang berpikir hal ini berkaitan degan kontrol pribadi. Riset yang diadakan untuk melihat bagaimana makanan mendorong untuk dikonsumsi
Studi sebelumnya menunjukkan, iklan makanan di TV mempengaruhi bagaimana orang bereaksi dan mengonsumsi makanan. Disebutkan juga, orang dengan versi FTO tinggi, 20% lebih mungkin obesitas.
Penelitian mengamati 172 anak usia 9-10 tahun dari Rumah Sakit Anak di Dartmouth-Hitchcock, untuk menentukan versi gen FTO mereka.
Terdapat 3 versi gen, 16% dengan risiko tinggi, 18% berisiko rendah, dan 48% sedang. Secara keseluruhan, 26% obesitas dan mereka dengan genotype tinggi lebih mungkin ada dalam kategori ini.
Eksperimen dilakukan setelah makan siang mereka kemudian menonton acara TV 34 menit dengan 1 versi iklan makanan dan versi lain iklan mainan.Sambil menonton, anak diberi camilan permen, cokelat, dan kue. Kondisi lapar mereka juga disurvei sebelumnya.
Foto: Today |
Anak dengan acara iklan makanan permen, makan 28 kalori lebih banyak dari yang menonton iklan mainan. Mereka dengan risiko FTO tinggi lebih mungkin makan banyak permen. Tidak ada perbedaan antara kedua kelompok pada seberapa banyak anak makan permen jenis lain yang tidak diiklankan.
Untuk kalori ekstra, anak FTO tinggi makan 125 kalori lebih banyak dibanding anak FTO sedang yang hanya mengonsumsi 59 kalori ekstra. Sedang anak FTO rendah mengonsumsi 3 kalori lebih sedikit.
"Ada banyak uji coba untuk memahami apa yang membuat sebagian orang lebih atau tidak terpengaruh makan berlebih. Dalam penelitian ini, semua peserta kenyang sebelum uji coba diadakan dan itu jadi lebih menarik", ujar Jennifer Harris, Director Marketing Initiatives di Universitas Connecticut, dikutip dari reuters.com (2/11/16)
Foto: FoodNavigator |
Menurut Federal Trade Commission, industri makanan Amerika menghabiskan $1,79 miliar atau sekitar 23 triliun rupiah untuk pemasaran makanan pada anak dibawah 11 tahun tiap tahunnya. Rudd Center melaporkan di TV kabel ada 15 iklan makanan per hari atau 5500 iklan per tahun.
Emma Boyland, dosen di Universitas Liverpool berpendapat studi ini membuat orang memiliki pemahaman lebih luas akan kerentanan genetik pada obesitas dan menarik banyak perhatian peneliti lain. Bidang pemasaran makanan butuh bukti dan kebijakan terkait kecenderungan anak pada makanan.
Orangtua juga harus mengerti bahwa dalam keluarga, tiap anak bisa berbeda. Ada anak yang tidak makan berlebihan dan yang lain doyan sekali makan. (ani/odi)

Foto: GettyImages
Foto: Today
Foto: FoodNavigator
KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN