Untuk menghindari hal ini, sebaiknya perhatikan efek buruknya jika si kecil sering tak sarapan.
1. Lemas
Dalam jangka pendek, sarapan berkualitas dapat meningkatkan konsentrasi belajar. Anak-anak dengan metabolisme tinggi dan pertumbuhan yang cepat tentu sangat membutuhkan gizi yang optimal. Mereka membutuhkan energi yang tinggi sehingga sarapan bergizi dapat menyediakan bahan bakar untuk oksidasi glukosa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Efek jangka panjang
Rutin sarapan dapat berpengaruh terhadap kinerja akademik. Anak-anak yang melewatkan sarapan lebih mungkin untuk sering mengantuk dan bisa saja absen.
Dalam jangka panjang, sarapan juga akan mempengaruhi kesehatan anak yang nantinya akan berefek positif pada kinerja otak. Penelitian telah menemukan bahwa asupan gizi yang baik dapat meningkatkan kinerja otak.
Sarapan juga harus diimbangi dengan pemilihan makanan yang benar. Susu, roti, telur, sayur, buah yang berfungsi untuk kinerja otak. Penelitian telah menemukan bahwa sarapan dengan kelompok makanan bergizi dapat meningkatkan asupan vitamin dan mineral.
3. Mengikuti orangtua yang tak sarapan
Sebuah studi dari 10.000 anak-anak dan remaja ditemukan 20 persen dari anak-anak dan lebih dari 31 persen dari remaja melewatkan sarapan.
Alasan ini dikarenakan tidak adanya waktu dan kurangnya nafsu makan. Tapi hal ini juga sebenarnya terkait dengan pengaruh orangtua. Orangtua yang tidak sarapan dapat ternyata juga dapat mempengaruhi anak-anak mereka untuk mencontoh hal yang sama.
4. Tampilan dan rasa makanan sangat penting
Anak-anak yang sudah mulai sekolah biasanya ingin menikmati makanan dengan bentuk yang lucu dan bervariasi. Tak hanya roti, nasi pun tentunya dapat Anda buat dengan bentuk unik. Padukan dengan lauk serta sayur dan buah. Pastikan rasanya juga enak sehingga nafsu makan anak dapat meningkat.
(lus/odi)