Di Jawa Tengah ada aneka cara mengolah ayam panggang. Ada yang berbumbu bacem yang manis hingga berbumbu kuning. Namun, ada ayam panggang enak yang berbumbu pedas gurih di kawasan gunung Lawu.
Berjalan-jalan di kawasan gunung yang sejuk ini tentu kami tak melewatkan untuk singgah ke warung sederhana milik Mbok Denok. Lokasinya di Jatipuro, Karanganyar, Jawa Tengah. Warung serderhana ini selalu ramai didatangi pencinta ayam panggang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Yang jadi andalan ayam panggang, bukan ayam bakar. Kamipun bisa leluasa memperhatikan proses ayam dipanggang. Di 'open kichen' ini ayam kampung asli yang masih muda, dibelah membujur di bagian dadanya atau dibekak.
Kemudian dengan sepotong bambu kecil, ayam ditusuk di bagian tengah hingga 'terbentang'. Lehernya diselipkan di bagian bawah dan cakar ayampun dibiarkan utuh. Cara bekakak ini sudah jarang ditemui di perkotaan.
Meskipun memakai istilah panggang, ayam tidak langsung diletakkan di atas bara api. Ayam yang sudah dibekakak kemudian dimasukkan ke dalam kuali tanah liat yang sudah dipanaskan dengan api kayu bakar.
Untuk mempertahankan cita-rasa, Mbok Denok tetap memakai tungku dengan api kayu bakar, bukan kompor gas. Alasannya selain ayam akan matang lebih merata, rasa ayam juga lebih enak karena bumbu akan meresap lebih sempurna.
![]() |
"Yang tahu citarasa pasti akan tahu perbedaannya," kata Farida, salah juru masak di warung Mbok Denok.
Perbedaan lainnya, ayam panggang Mbok Denok tidak melalui tahapan diungkep dengan bumbu atau direbus dahulu sebelum dipanggang. Setelah setengah matang dan kulitnya agak kering, ayam ditusuki beberapa bagian.
Tahap akhir barulah ayam direndam bumbu berwarna oranye kemerahan dan dipanggang kembali hingga matang. Karena ditusuki maka bumbupun meresap ke dalam daging ayam.
Bumbu yang dipakai sebagai perendam dan olesan berupa bawang merah, bawang putih, daun salam, lengkuas, kemiri dan gula Jawa. Karenanya rasanya gurih sedikit manis dengan pedas yang tak terlalu kuat. Tak seperti ayam panggang Wonogiri yang cenderung pedas.
![]() |
Aroma wangi ayam dan bumbu yang terus menerus menguap dari kuali-kuali di dapur mbok Denok bikin kami tak sabar mencicipinya. Ayam panggang utuh ini disajikan dengan pelengkapnya.
Tiga jenis sambal yaitu sambal terasi, sambal bawang, dan sambal urapan disajikan terpisah. Disediakan juga lalapan berupa daun pepaya muda rebus yang disajikan terpisah.
Meskipun tak direbus dulu, karena ayam kampungnya muda maka daging ayampun terasa gurih empuk. Tak ada lemak berlebihan. Aroma sedap bakaran bumbu terendus kuat. Bumbunya meresap hingga ke bagian dalam daging ayam. Sedap!
Meski warnanya merah oranye, rasanya tidak pedas mennyengat. Gurih pedas sedikit manis rasa ayam ini makin enak diberi sedikit sambal terasi yang menggigit. Diiringi daun pepaya rebus yang renyah pahit, rasa ayam jadi makin mantap.
![]() |
Karena ukurannya kecil dan rasanya sedap meresap, satu ekor ayampun bisa kami tuntaskan sendirian. Yang paling asyik, jika menyantapnya dengan tangan. Daging di leher hingga cakarpun tak tersisa! Tak heran jika banyak orang ketagihan ayam racikan mbok Denok ini.
Enaknya warung mbok Denok ini sudah buka sejak pagi hingga sore. Jadi bisa dinikmati buat sarapan atau makan siang. Harganya juga tak mahal, Rp. 60.000 per ekor. Bisa juga dikemas untuk dibawa pulang.
"Setiap hari kami menghabiskan sekitar 30 sampai 50 ekor ayam. Selama puasa sampai lebaran, omset meningkat hingga tiga kali lipat. Bahkan pada saat lebaran kemarin kami melayani pembelian yang melonjak tajam, hingga 300 ekor per hari," ujar Dendy Rismadi, pengelola warung yang merupakan anak kandung Mbok Denok.
Sajian sederhana yang dilestarikan oleh keluarga mbok Denok ini patut diacungi jempol. Kini mbok Denok punya cabang di Karanganyar dan Wonogiri. Kalau melintasi di dua kawasan ini jangan lupa mampir. Dijamin puas!
Ayam Panggang Jawa 'Mbok Denok'
Timur Puskesmas, Jatipura
Karanganyar
Telpon: 082220163367 atau 0587-29730999
Utara Lapangan Pringgodani (depan GKJ)
Wonogiri
Telpon: 085226344454 atau 085799331155
(adr/odi)