Murni's Warung: Melacak Kembali Bebek Betutu dan Nasi Campur Legendaris

Ekspedisi Langit Nusantara

Murni's Warung: Melacak Kembali Bebek Betutu dan Nasi Campur Legendaris

Odilia Winneke Setiawati - detikFood
Rabu, 11 Mei 2016 12:21 WIB
Foto: detikFood
Jakarta - Warung makan yang berusia lebih dari 40 tahun ini tetap eksis sebagai ikon wisata Ubud. Bagaimana dengan racikan bebek betutu dan nasi Balinya?

Ni Wayan Murni membuka Murni's Warung sejak tahun 1974. Selama lebih dari 4 dekade ia mengelola dan mengembangkan warungnya. Merambah ke bisnis penginapan dan toko sovenir.

Tak banyak berubah pada warung ini saat kami singgah kembali. Saat udara Ubud terasa panas, masuk ke rumah makan ini terasa sejuk. Karena berlokasi di pinggiran bukit berseberangan dengan museum dan kediaman pelukis Antonio Blanco.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Semilir angin sejuk dari jendela-jendela terbuka di kelilingnya memberi rasa nyaman. Ada 4 area santap bertingkat yang bisa dipilih. Semuanya punya sisi terbuka ke arah bukit.

Kalau ingin mendengar gemericik sungai Campuhan bisa duduk di area bawah. Semuanya ditata dengan kursi dan meja kayu berpelitur cokelat bergaya rumahan.

Di bagian depan warung ini, di kedua sisinya terdapat toko sovenir. Tersedia aneka kain, batik, boneka dan beragam kerajinan khas Bali. Rupanya Ni Wayan Murni melebarkan sayap bisnisnya hingga ke spa dan penginapan.

Makanan yang ditawarkan bisa dibilang memenuhi selera semua lapisan konsumen. Dari hidangan khas Bali, hidangan populer Indonesia seperti gado-gado dan nasi goreng hingga aneka burger serta menu vegetarian.



Seporsi Bebek Betutu (Rp. 78.000) disajikan lengkap dengan nasi kuning, urap sayuran atau srombotan dan dihias dengan irisan tomat serta mentimun.

Wangi aroma kunyit menguap dari nasi kuning yang pulen gurih dengan semburat potongan cabai. Juga dari setengah ekor bebek betutu yang berwarna kuning kecokelatan.

Daging bebeknya sangat lembut dengan rasa pekat kunyit dan bawang. Terlihat bebek dimasak lama hingga empuk meresap bumbunya. Hanya saja buat kami kurang sedikit sengatan cabai.

Wortel, kacang panjang, tauge disajikan dalam balutan kelapa parut. Sedikit terjejak aroma kencur dan bawang. Teksturnya sayurannya renyah segar. Lagi-lagi bumbunya terasa kurang pedas.

Nasi Bali ( Rp. 55.000) disajikan dengan besisit ayam yang dibalut bumbu merah kecokelatan dilengkapi dengan tahu, kerupuk udang dan sup sayuran bening. Ayamnya terasa gurih dengan bumbu yang pedas gurih sedikit manis.



Racikan nasi ini memang jauh berbeda dengan berbagai warung lain yang kini populer. Namun, konsistensi rasanya patut diacungi jempol. Apalagi semuanya ditata apik, alas daun pisang berlekuk dan garnish yang dibuat khusus.

Meskipun kami sangat maklum jika target utama warung ini adalah turis asing. Minimal Ni Wayan Murni sudah konsisten memperkenalkan hidangan khas Bali sejak 40 tahun silam.

Soal rasa yang kurang pedas, pelayan akhirnya memberikan informasi jika sambal mbe atau sambal matah pedas bisa dipesan. Sayangnya nasi sudah ludes dan tenggorokan kami sudah terpuaskan dengan segelas es teh jeruk nipis yang dingin segar!

Untuk mencari letak Murni's Warung, Anda bisa memanfaatkan jaringan internet kuat di wilayah Ubud. Google Map akan memandu Anda ke lokasi yang tersohor ini.



Murni's Warung
Jalan Raya Campuan, Ubud, Kecamatan Gianyar
Bali
Telepon: 0361-975233
Jam Buka : 09.00 - 23.00 WITA

Ayo ikuti Ekspedisi Langit Nusantara dan jadilah saksi keindahan Bumi Indonesia."


(lus/odi)

Hide Ads