Mengunjungi kota tua Jakarta seakan kembali ke lorong waktu masa kolonial. Masih tersisa bangunan zaman Belanda. Namun, Anda juga bisa mencicipi sajian legendaris Betawi yang masih dilestarikan. Tentunya jadi nikmat dengan suasana masa lalu.
Saat berjalan-jalan ke kawasan kota tua, kamipun tertarik singgah ke 'Historia'. Sederet
menu tertulis di atas papan tulis hitam dengan kapur warna-warni. Dari papan menu tersebut, kami pun menangkap nama unik yang jarang terdengar. Ada beberapa hidangan legendaris Betawi yang ditawarkan.
Buku menunya pun bergambar kerumunan orang yang berbaju panjang seperti zaman dahulu. Dari serangkaian menunya, akhirnya kami memilih Nasi Sayur Babanci (Rp 49.000++) yang merupakan sayur khas Betawi dengan nasi. Konon, sayur ini telah jarang dibuat karena tak banyak yang bisa memasaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di dalam kuah sayur ini, ada serutan daging kelapa muda yang berbentuk pipih, seperti daging kelapa di dalam es kelapa muda. Ada juga potongan tomat, petai, irisan cabai, dan potongan daging sapi. Gurih santan mendominasi rasa kuahnya diselingi renyah gurih kelapa sangrai. Rasa gurih kuahnya karena bumbu botor, kedawung, dan tai angin yang sudah jarang ditemukan.
Daging sapi sayur babanci ini berbentuk dadu dan gurih empuk. Ditambah dengan gerusan sambal berwarna oranye dan sedikit kucuran air jeruk nipis rasanya jadi gurih asam menyengat enak. Pas disuap dengan nasi bertabur bawang merah goreng.
Meskipun termasuk variasi baru, Bandeng Bakar Sambal Matah (Rp 49.000++) juga menarik. Satu ekor bandeng utuh dengan warna cokelat tua berminyak menebarkan aroma wangi asap yang sedap tersaji dalam seekor bandeng utuh. Rupanya olesan bumbu tak meresap ke dalam daging bandeng.
Karenanya rasa dagingnya gurih hambar meskipun kulit bandengnya renyah gurih. Perpaduan keduanya makin enak saat dicocok dengan sambal matah. Sambal segar khas Bali yang renyah pedas ini memakai serai sehingga rasanya menyengat dan beraroma wangi.
Es Tajin (Rp. 27.000++) yang kami pesan untuk penyegar ternyata rasanya unik. Disajikan dengan potongan kayumanis di atas gelas. Tajin atau air bekas cucian beras dimasak dengan susu sehingga rasanya gurih. Remahan kecil beras memberi rasa renyah gurih yang enak. Apalagi setelah diaduk dengan bubuk kayumanis yang harum.
Nah, kalau jalan-jalan ke kawasan kota tua atau museum Fatahilah jangan lupa cicipi kuliner Betawi yang legendaris dan langka. Suasana kolonial akan membuat rehat Anda di tempat ini makin berkesan!
Historia Cafe and Bar
Taman Fatahillah,
Jl. Pintu Besar Utara No 11,
Kota, Jakarta
Telepon: 021-31760555
Jam buka: 08.00 -22.00
(tan/odi)