Ayam bakar dari Taliwang memang jadi makanan khas Lombok. Namun, di tempat ini ayam bakar disajikan dengan sapuan bumbu pedas dengan paduan hidangan khas Bali. Mau nasi jenggo yang pedas menyengat atau ayam betutu? Tinggal pilih!
Melihat nama resto ini sudah bisa diduga kalau hidangan Lombok dan Bali jadi menu andalan. Meski letaknya berdekatan, Lombok dan Bali punya sajian khas yang berbeda. Sengatan pedas cabai Lombok jadi ciri khas. Sementara di Bali lebih banyak memakai rempah komplet serba segar.
Daftar menu resto inipun fokus pada sajian ayam khas Bali dan Lombok. Ada ayam bakar taliwang, ayam bakar pelecing, ayam sasak, ayam betutu dan ayam goreng. Pelengkap lauk lainnya, pelecing kangkung, beberuk, tahu dan tempe goreng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti rumah makan khas Lombok, ayam bakar tak pernah disajikan dalam bentuk 1 potong atau seperempat ekor. Tetapi 1 potong berarti Β½ ekor ayam. Maklum saja, ayam yang dipakai adalah ayam buras alias ayam kampung yang mungil. Jadi, setengah ekor jadi porsi minimal.
Wah, tampilan ayam bakar taliwangnya (Rp. 27.500) sungguh mengoda. Dilapisi bumbu oranye kemerahan cukup tebal dengan bercak gosong bekas bakaran. Sangit gurih pedaspun tercium dari ayam bakar hangat ini. Dilihat dari cara melipat sayap ayam terbalik ke arah belakang, resto ini masih memakai cara asli membakar ayam khas Taliwang.
Ukurannya mungil, dengan daging ayam tak berapa tebal. Pedas gurih bumbunya meresap hingga ke tulang dan ujung sayap yang berkulit. Agar lebih mantap, harus dicocol dengan bumbu yang disajikan terpisah. Meskipun berminyak oranye kemerahan dan terlihat garang, ternyata gigitan cabainya tidak terlalu tajam.
Serpihan ayam yang pedas smoky ini makin sedap diiringi nasi putih. Seporsi pelecing kangkungpun (Rp. 15.000) melengkapi kesedapan santapan ini. Prosinya mungil, kangkung rebus, diberi topping tauge rebus dan siraman bumbu tomat kemerahan serta kacang tanah goreng.
Sayangnya topping sambalnya terasa dingin, mungkin disimpan dalam kulkas tetapi sayuran rebusnya hangat. Sengatan sambalnya juga tak terlalu kuat menggigit, justru lebih terasa asam segar tomat merahnya.
Kehebatan sengatan sambal justru terasa pada nasi jenggo (Rp.25.000). Porsinya tentu tidak semungil aslinya. Tetapi berupa nasi putih dengan lauk, mie goreng, kering tempe, ayam sisit dan irisan telur dadar. Di bagian atasnya ada sesendok makan sambal yang ditaruh dalam setrngah potong telur.
Aroma pedas sambalnya memang terasa kuat. Benar saja, sedikit cocolan sambal yang dibuat dari cabai rawit ini langsung memberi sengatan hebat. Pedas menggigit dengan rasa gurih. Sambal inipun tak ayak langsung memicu keringat bermunculan di dahi. Sedap!
Karena resto ini tak punya banyak pilihan minuman, maka es teh dinginpun bisa meredam pedasnya cabai yang tersisa di lidah. O,ya menyantap ayam bakar taliwang ini harus dengan tangan supaya gampang menarik dan melepas daging ayam yang tipis melekat kuat di tulang dengan balutan bumbu.
Jangan lupa, cuci tangan dengan pasta gigi yang tersedia di wastafel agar tangan tak terasa panas dan aroma terasipun lenyap.
Ayam Bakar Taliwang Paon Bali
Mall @AlamSutera Lanati 2
Alam Sutera, Tangerang Selatan
Banten
Telepon: 021-30449338
(odi/odi)