Kami sudah lama mengetahui keberadaan Dinar Seafood di Taman Palem Lestari, Jakarta Barat, namun baru kali ini mampir. Pernak-pernik dan lampion yang tergantung di langit-langit membuat kami mengira ini restoran China. Ternyata resto ini menyajikan beragam olahan seafood a la Makasar.
Restorannya cukup luas, masing-masing mejanya bisa ditempati enam orang. Batu alam, bata, dan cermin besar menghiasi dinding. Suasana hangat dimunculkan oleh lampu gantung yang bercahaya temaram, lantai parket, dan plafon bermotif anyaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buku menunya didominasi aneka ragam seafood, hidangan Makassar, serta makanan dan minuman lainnya. Di kategori ikan, tersedia bermacam-macam ikan khas Makassar, seperti kudu-kudu yang menjadi logo Dinar Seafood, sukang, kaci-kaci, papakulu, tapi-tapi, aji-aji, dll.
Kami memilih sukang bakar (Rp 12.800/ons) dengan bumbu rica-rica. Lumuran bumbu cabainya yang kemerahan bercampur dengan sedikit warna hitam bekas bakaran. Langsung saja kami menyantap dagingnya yang berwarna putih dengan nasi putih (Rp 6.000/porsi) yang diambil dari bakul aluminium.
Rasa pedasnya merambat di lidah, perlahan tapi menggigit. Dagingnya yang cukup gurih membuat saya rela menantang panas di mulut, meski sesekali diselingi menyeruput teh tawar hangat (Rp 4.000) untuk meredamnya.
Ada tiga macam sambal khas Makassar yang diberikan cuma-cuma. Sambal yang dituangkan ke atas irisan tomat hijau terasa sedikit asam pedas segar. Adapula sambal terasi yang tak begitu pedas, serta sambal petis yang berupa bumbu kacang halus, terasa manis dengan sedikit aroma udang.
Lauk lainnya yang kami coba adalah tahu nenek moyang (Rp 50.000). Berbeda dengan beragam tahu goreng yang jadi sajian resto seafood. Tahu ini unik tampilannya. Bagian atasnya berwarna kehitaman sehingga sekilas mirip potongan daging ikan. Kuahnya berwarna cokelat gelap dan bening kental. Di dalamnya juga terdapat jamur shiitake, sawi hijau, dan potongan wortel.
Hidangan a la China ini jadi favorit kami. Ternyata, tahunya terbuat dari tahu sutera yang ditempeli campuran putih telur dan cincangan sawi, dikukus, lalu digoreng sehingga bertekstur keriting. Tahunya terasa lembut saat dikunyah dan rasa gurih telurnya tercecap.
Mumpung berada di restoran Makassar, kami tak mau melewatkan sajian khas seperti pallubasa (Rp 29.300). Hidangan ini mirip coto Makassar karena sama-sama menggunakan jeroan sapi dan berkuah cokelat keruh. Namun, pallubasa menggunakan bumbu kelapa parut sangrai yang dihaluskan, bukan kacang. Saat diseruput kuahnya akan terasa jejak renyah kelapa.
Jika biasanya pallubasa disantap bersama nasi putih, kali ini disajikan seperti di Makassar, dengan buras. Buras tak lain lontong dari beras masak santan yang dibungkus daun pisang dibentuk pipih. Slurp... Kuahnya yang berwarna cokelat muda terasa gurih dengan jejak aroma serai. Buras, yang menebar wangi daun pisang, empuk dan cocok disuap dengan pallubasa ini.
Kalau Anda sedang berada di Pluit atau Cengkareng, silakan mampir ke alamat berikut:
Dinar Seafood
Taman Palem Lestari Blok B17 No. 31-33
Jakarta Barat
Telepon: 021-5561331
Jam buka: Setiap hari, 11:00-23:00
Jl. Pluit Indah Raya No. 168A
Jakarta Utara
Telepon: 021-66698363
Jam buka: Setiap hari, 11:00-23:00
Jl. Gunung Latimojong No. 138
Makassar
Jl. Lamadu Kelleng No. 68
Makassar
(fit/odi)