Meski berasal dari luar negeri, sushi banyak digemari orang Indonesia. Terutama fusion sushi roll yang citarasanya sudah disesuaikan dengan lidah kita. Kalau ingin mencicipi aneka kreasi unik fusion sushi roll, Hachi Hachi Bistro tempatnya.
Beberapa orang tampak berdiri dekat pintu Hachi Hachi Bistro saat kami mampir siang itu. Wah, nama kami ternyata masuk daftar tunggu urutan keenam! Alih-alih menyerah, kami justru penasaran dengan ramainya restoran ini. Kamipun pergi sebentar untuk kembali lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buku menunya tebal seperti buku tahunan sekolah. Diselingi halaman tentang serba-serbi sushi, aneka pilihan fusion sushi mendominasi lembar buku. Bukan sekadar California roll yang sudah umum, di sinipun tersedia Barmaki (tempura sushi roll yang disusun seperti balok). Adapula menu-menu Jepang lainnya seperti bento dan udon.
Yang menarik perhatian kami adalah Triangle Roll (Rp 39.000) dan Sushi Pizza (Rp 39.000). Bagaimana tidak? Yang satu berbentuk segitiga, berbeda dengan sushi roll pada umumnya yang berbentuk bundar atau kotak. Sementara itu, yang satu lagi perpaduan budaya Jepang dan Italia.
Triangle Roll berisi delapan potong sushi hadir duluan dengan siraman saus berwarna cokelat yang gurih manis. Hmm... Teksturnya empuk, sedikit renyah karena lapisan tepung tempura dan tobiko (telur ikan terbang) di luarnya. Potongan daging unagi (belut) ditambah keju krim dan mayones membuat rasanya lembut gurih enak. Nyam, nyam...
Sushi Pizzanya tampak berbeda dengan ekspektasi kami. Ukurannya tak begitu besar dan meninggi, bukan melebar. Bagian dasarnya yang biasanya berupa roti atau crust bundar pipih tipis digantikan dengan nasi yang dibentuk bundar tebal lalu dibalur tepung tempura.
Toppingnya yang menumpuk ternyata tersusun dari kombinasi potongan daging salmon, tuna, keju mozzarella leleh, dan saus pizza. Mayones dan saus sambal disemprotkan ke atasnya, lalu ditimpa dengan katsuoboshi (serutan daging ikan kayu), wakame (rumput laut), dan wijen.
Sushi Pizza ini dipotong empat, namun agak sulit dibagi karena toppingnya jadi berantakan. Disantap hangat-hangat, nasi tempuranya yang tebal terasa pulen sekaligus renyah. Sausnya terasa manis shoyu dengan aneka topping penambah citarasa gurih.
Terakhir, kami mencicipi Spicy Seafood Yaki Udon (Rp 45.000). Mie udon yang tebal, kenyal tapi lembut dimasak bersama irisan tipis terung, cabai, dan kucai, serta tomat dan telur orak-arik. Tak ketinggalan ada udang, bakso ikan, dan kanikama (daging kepiting imitasi). Bumbunya terasa manis sedikit pedas.
Antrean yang panjang, desain interior, citarasa yang pas di lidah, serta harga yang relatif tak terlalu mahal mengingatkan saya akan sebuah restoran sushi populer di Indonesia.
Bedanya, jika di restoran tersebut ocha (minuman teh hijau) dingin atau panas bisa dipesan gratis dan boleh diisi ulang, di Hachi Hachi Bistro Anda harus membayar Rp 10.000 dan tanpa isi ulang. Namun tak perlu khawatir, cangkir tehnya besar seperti mangkuk bubur! Itadakimasu!
(fit/odi)