Bebek Omahan: Ngadem Makan Bebek Kremes di Rumah Bambu

Bebek Omahan: Ngadem Makan Bebek Kremes di Rumah Bambu

- detikFood
Senin, 21 Okt 2013 11:44 WIB
Foto: Detikfood
Jakarta - Pencinta bebek goreng bisa menuntaskan selera di tempat ini. Ada olahan bebek digoreng, dipenyet, atau dibakar. Semuanya disajikan hangat dengan aroma gurih menggiurkan. Ditemani nasi putih, sambal, dan lalapan, pas untuk makan siang!

Daging bebek lebih mahal daripada daging ayam. Dagingnyapun terkadang lebih alot, lebih kecil, dan berbau anyir. Maklum saja, umumnya daging yang diolah sebagai sajian bebek merupakan daging bebek jantan. Namun, kalau pandai mengolahnya, sajian daging bebek bisa jadi lebih gurih enak dibandingkan daging ayam.

Untuk makan siang kali ini, kami meluncur ke daerah Tanjung Duren, Jakarta Barat. Di sini ada restoran 'Bebek Omahan' yang menarik perhatian karena bangunannya yang cukup besar terdiri dari batang-batang bambu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ternyata bagian dalam restoran ini juga terdiri dari batang-batang bambu. Langit-langit yang tinggi serta ruangan yang semi terbuka membuat restoran ini sejuk tanpa memerlukan pendingin ruangan maupun kipas angin.

Meski mencantumkan 'bebek' dalam namanya, menunya tak melulu olahan unggas tersebut. Selain bebek goreng, bakar, penyet, dan kremes, adapula hidangan ayam, gurami, udang, perkedel jagung, sampai sayur asem.

Bebek kremes (Rp 20.000) dan bebek bakar (Rp 14.000) disajikan hangat mengepul. Wah, ternyata potongannya besar! Rupanya bebek ukuran besar yang diolah. Keduanya disajikan bersama selada, parutan mangga muda, serta dua potong mentimun dan tomat.

Daging bebek yang digoreng hingga kecokelatan tampak 'terkubur' taburan kremes yang royal. Saat dikunyah, ternyata teksturnya lumayan empuk. Bumbu kuningnya yang gurih menebarkan aroma bawang dan kunyit meresap hingga ke dalam. Tambahan kremes menambah tekstur renyah meriah saat bebek dikunyah.

Bebek bakarnyapun tak kalah lezat. Warnanya cokelat kehitaman mengilap karena diolesi kecap manis sebelum dibakar. Teksturnya empuk dengan paduan rasa manis gurih serta aroma bakaran. Rasa legit karamel dari kecap yang beradu dengan bumbu bawang terasa serasi.

Makan daging bebek memang tak lengkap tanpa nasi putih dan sambal. Dibeli terpisah (Rp 4.000), nasi putihnya yang pulen hangat diberi bumbu kuning di atasnya, khas nasi bebek. Taburan bumbu kunyit ini memberi aroma wangi pada nasinya.

Sambal menjadi pelengkap wajib sajian bebek. Kalau biasanya sambal rawit merah menggigit yang jadi pelengkap, di tempat ini justru sambalnya harus diberi serutan halus mangga muda yang tadi disajikan bersama bebek. Rasa renyah asam segar mangga beradu sempurna dengan pedasnya cabai. Tentu saja kami jadi makin semangat menuntaskan nasi bebek.

Selain hidangan bebek, kami juga memesan bakso penyet (Rp 15.000) yang disuguhkan di piring tanah liat. Lima buah bakso goreng berwarna cokelat agak pink terasa gurih. Teksturnya agak renyah namun juga empuk sedikit liat.

Sambal uleknya yang berwarna oranye dari cabai rawit merah terasa lebih membakar dibanding sambal bebek tadi. Untunglah ada selada, potongan mentimun dan tomat, serta parutan mangga muda untuk menyejukkan lidah yang kepanasan.

Bebek Omahan menyediakan akses wi-fi gratis. Jadi, kalau cuaca sedang tak terik, enak juga menikmati angin semilir di area luar ruangnya sambil mencari informasi dengan akses internet ini. Kenyangnya komplet!


Bebek Omahan
Jl. Salak Masir No. 6, Tanjung Duren Utara
Jakarta Barat
Telepon: 021-5687151
Jam buka: 11:00-22:00

(fit/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads